Penilaian terhadap penerimaan dan adopsi pengguna terhadap mobile wallet dilakukan dengan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut. Go-Pay dengan jumlah pengguna mobile wallet terbanyak di Indonesia masih belum bisa mempengaruhi peningkatan jumlah penggunaan teknologi mobile payment di Indonesia secara pesat dibandingkan negara berkembang lainnya seperti Vietnam dan Thailand. Berdasarkan riset, pengguna hanya menggunakan Go-Pay sekali dalam seminggu bahkan sebulan sekali. Hal ini bertentangan dengan banyaknya jumlah pengguna smartphone yang juga memiliki transaksi individu yang bervariasi dan banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan adopsi seorang individu terhadap teknologi mobile wallet Go-Pay dengan menggunakan modifikasi dari gabungan model Unified Theory Of Acceptance And Usage Of Technology (UTAUT) dan model Task-technology fit (TTF). Populasi penelitian ini adalah pengguna Go-Pay di area Jakarta dengan teknik purposive sampling dengan cara penyebaran kuesioner. Kemudian analisis data dilakukan dengan pendekatan PLS-SEM dengan bantuan aplikasi SmartPLS 3.0. Hasilnya, lima dari dua belas hipotesis ditolak. Penerimaan teknologi Go-Pay direpresentasikan dengan Behavioral Intention to Use yang pengaruhi oleh rasa performance expectancy pengguna dan pengaruh subyektif sosial pengguna (Subjective Norm). Penerimaan teknologi yang menentukan penggunaan atau user adoption. Sedangkan Task-technology fit tidak mempengaruhi langsung user adoption melainkan melalui performance expectancy. Kemudian Perceived Competitor’s Marketing Efforts dan facilitating condition tidak mempengaruhi penerimaan dan adopsi mobile wallet Go-Pay. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi pihak PT GoJek Indonesia dalam perbaikan dan pengembangan Go-Pay kedepannya.
Kata kunci : Mobile payment, Mobile wallet, UTAUT, TTF, PLS-SEM, Go-Pay