Dadih adalah produk fermentasi susu kerbau secara spontan di dalam tabung bambu yang ditutup daun pisang. BAL dadih berpotensi dimanfaatkan sebagai starter pada produksi yoghurt. Penelitian ini bertujuan memproduksi yoghurt dengan starter dadih sebagai minuman fungsional antihipertensi. Dadih yang digunakan berasal dari dua desa yaitu desa Koto Malintang (A) dan Padang Gadut (B). Total BAL starter dadih diperiksa dengan metode Total Plate Count. Fermentasi dilakukan selama 48 jam di suhu ruang dengan variasi starter 2,5; 5,0; 7,5; dan 10,0% (v/v). Uji organoleptik dilakukan oleh 33 panelis. Protein yoghurt diekstrak dengan etanol 75% (v/v). Protein terlarut diukur dengan metode Bradford, derajat hidrolisis dengan metode TCA, ACE Inhibitor dengan metode Chusman & Cheung, analisa proksimat dengan metode AOAC (2005). Pemeriksaan BAL pada kedua dadih sudah memenuhi SNI 2981:2009 untuk starter pembuatan yoghurt minimal 10-7 CFU/mL. Hasil organoleptik yoghurt yang disukai panelis adalah yoghurt dengan starter dadih A 10% (v/v) dan dadih B 2,5% (v/v). Kadar protein terlarut tertinggi pada yoghurt 2,5% (v/v) starter dadih A sebesar 210,87 ppm dan 7,5% (v/v) dadih B yaitu 233,37 ppm. Derajat hidrolisis tertinggi pada 5,0% (v/v) starter dadih A yaitu 11,17% dan 10% (v/v) dadih B sebesar 10,42%. Aktivitas ACE inhibitor tertinggi pada starter dadih A 10,0% (v/v) dan dadih B 2,5% (v/v) dengan nilai masing-masing 93,81% dan 65,29%. Uji proksimat untuk mutu produk yoghurt dengan starter dadih memenuhi syarat SNI 2981:2009.
Kata kunci : ACE Inhibitor, antihipertensi, dadih, yoghurt