Pati sagu sering digunakan dalam industri pangan dan pati sagu dapat digunakan dalam industi kemasan sebagai bahan edible film. Amilosa dan amilopektin dalam pati mempunyai peranan penting sebagai penentu kualitas edible film. Pati alami perlu dimodifikasi agar optimal dengan cara fraksinasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi optimum dalam fraksinasi amilosa dari pati sagu untuk dibuat menjadi edible film. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah fraksinasi amilosa dengan pelarut butanol dilanjutkan pembuatan edible film dari hasil fraksinasi tersebut. Fraksinasi amilosa dari pati sagu dilakukan dengan penambahan n-butanol dengan variasi konsentrasi (10, 12,5 dan 15%). Pengamatan yang dilakukan mendapatkan hasil terbaik pada hasil fraksi amilosa yang menggunakan konsentrasi butanol 15% mendapatkan hasil rendemen sebesar 31,19%, kadar amilosa sebesar 11,34%, kelarutan 30,78%, dan swelling power 2,37%. Sedangkan pengamatan pada edible film yang dihasilkan dari hasil fraksi amilosa tersebut memiliki sudut kontak 48o, ketebalan 0,23mm, dan morfologi yang homogen dilihat mengunakkan alat SEM.
Kata kunci: pati sagu, amilosa, fraksinasi, Edible Film.