Email telah menjadi jalur transportasi utama dari aktivitas kriminal yang dilakukan melalui internet. Per Q4 2019 Asia menduduki peringkat pertama dalam distribusi pengguna internet di seluruh dunia dengan angka 50.7%, sedangkan 30.80% serangan phising terjadi pada Saas/Webmail menjadikannya sebagai sektor yang paling banyak diserang. Ancaman serius yang mengiringi pertumbuhan internet adalah digunakannya email untuk melakukan kejahatan melalui dunia maya (cybercrime). Forensik email dengan metode Header Analysis dianggap efektif untuk melacak alamat IP pengirim email, namun hal ini tidak dapat melacak posisi pengirim email secara akurat. Mengintegrasikan email forensik klasik dengan data mining dari Twitter data stream telah terbukti efektif untuk mendapatkan informasi geografis dan memeperkecil luas dari seluas kota menjadi seluas lingkungan, yang sangat berharga bagi pihak berwajib dalam menghemat waktu dan juga usaha untuk mengadili pelaku tindak kejahatan cyber.
Kata Kunci: Email, Geolocation, Social Network, Pelacakan.