No image available for this title

Text

Daya saing rumput laut Indonesia di Pasar Internasional



Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan di sector perikanan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan devisa negara. Indonesia termasuk produsen terbesar rumput laut dunia. Adanya isu delisting dari pangan organik Amerika Serikat dan kajian diberlakukannya bea keluar pernah terjadi terhadap komoditas
rumput laut Indonesia. Kualitas rumput laut yang rendah dan kontribusi nilai ekspor rumput laut Indonesia ke dunia juga rendah jika dibandingkan dengan jumlah volume yang diekspor. Sehingga perlu adanya daya saing terutama dalam upaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar serta peranan ekspor rumput laut Indonesia dalam perdagangan Internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, dan struktur pasar komoditas rumput laut di pasar internasional. Ruang lingkup penelitian ini adalah perdagangan komoditas rumput laut yaitu rumput laut dan ganggang lainnya layak untuk dikonsumsi manusia,
dalam bentuk rumput laut segar, didinginkan, atau dikeringkan. Produk ini di pasar internasional menggunakan kode Harmonized System (HS) 121220 dan 121221. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan periode yang digunakan adalah tahun 2001-2018. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Trade Specialization Index (TSI), Export Product Dynamic (EPD), Constant Market Share Analysis (CMSA), serta Concentration Ratio (CR) dan Herfindahl Index (HI). Berdasarkan hasil perhitungan RCA, Indonesia memiliki keunggulan komparatif, yang ditandai dengan nilai rata-rata RCA lebih dari 1. Nilai rata-rata RCA Indonesia selama periode 2001-2018 mencapai 17,38. Berdasarkan hasil perhitungan TSI, Indonesia memperoleh nilai positif sebesar 0,96. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia cenderung sebagai eksportir rumput laut di pasar internasional yang berada pada tahap kematangan dan standarisasi teknologi yang dimiliki. Berdasarkan CMSA, efek pertumbuhan impor (import growth effect) merupakan efek yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekspor rumput laut Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan EPD menunjukkan rumput laut Indonesia berada pada posisi Rising Star di negara China dan Spanyol. Posisi Falling Star berada di negara Prancis, Korea Selatan, Chili, dan Vietnam. Posisi Lost Opportunity terjadi di negara Philipina dan Amerika Serikat. Posisi Retreat terjadi di negara Jepang dan Inggris. Berdasarkan hasil perhitungan CR dan HI, struktur pasar rumput laut dunia berada pada kategori menengah ke atas atau oligopoli ketat dengan nilai rata-rata CR4 sebesar 68,31% dan HI sebesar 1790,99. Berdasarkan hasil temuan tersebut, rekomendasi yang diajukan adalah keunggulan komparatif dan kompetitif yang sudah ada saat ini perlu dipertahankan terlebih lagi terhadap negara tujuan yang menjadikan Indonesia sebagai importir rumput laut utama negara mereka. Perlu juga adanya perluasan dan peningkatan ekspor, sehingga pasar rumput laut Indonesia tidak berfokus kepada negara yang sudah menjadi tujuan utama atau memiliki nilai ekspor yang tinggi sehingga dapat berpotensi sebagai market leader.
Kata Kunci: Daya Saing, Rumput Laut, Keunggulan Komparatif, Keunggulan Kompetitif, dan Struktur Pasar


Ketersediaan

#
Perpustakaan FST (Skripsi) AGR 052 2020
AGR 052 2020
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
AGR 052 2020
Penerbit Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Jakarta, Ciputat.,
Deskripsi Fisik
xv, 114 hlm; 29 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
AGR 052 2020
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog