Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan kasus tuberkulosis terbanyak tingkat nasional sehingga perlu diteliti variabel-variabel yang mempengaruhi penularan penyakit ini di masyarakat dan daerah mana saja yang merupakan kantong tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan jumlah kasus tuberkulosis di Provinsi Jawa Timur menggunakan Metode Geographically Weighted Negative Binomial Regression. Selain itu, akan dicari kantong-kantong tuberculosis di provinsi tersebut menggunakan metode Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic. Kantong ini bermanfaat untuk melihat daerahdaerah yang memiliki resiko lebih tinggi penularan penyakit tuberkilosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap kabupaten/kota menghasilkan variabel yang berbeda. Terdapat lima kelompok kabupaten/kota berdasarkan kesamaan variabel yang signifikan. Pada kelima kelompok tersebut terdapat tiga variabel signifikan yang mempengaruhi jumlah kasus turberkulosis di seluruh Kabupaten/Kota yaitu variabel kepadatan penduduk, persentase pengeluaran rumah tangga yang ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan persentase rumah sakit yang memenuhi syarat kesehatan. Terdapat enam kantong tuberkulosis. Kantong 1 berada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Lamongan, Gresik, Kota Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto dan Surabaya yang memiliki nilai resiko 1,50425 kali lebih besar terkena tuberkulosis daripada kabupaten/kota di luar kantong. Kantong 2 terdiri dari Kota Madiun yang memiliki nilai resiko 2,81971. Kantong 3 terdiri dari Kota Kediri yang memiliki nilai resiko 2,06733. Kantong 4 terdiri dari Kabupaten Situbondo yang memiliki nilai resiko 1,3447. Kantong 5 terdiri dari Kabupaten Madiun yang memiliki nilai resiko 1,16548. Kantong 6 terdiri dari Kota Blitar yang memiliki nilai resiko 1,34324.
Kata Kunci: Kantong, Resiko, Tuberkulosis