No image available for this title

Text

Dampak kebijakan pemerintah dalam program pengembangan desa pertanian organik berbasis komoditas kopi arabika



Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan Pada kurun waktu 2015 s/d
2019 telah mengeluarkan kebijakan dalam bentuk program pengembangan desa
pertanian organik berbasis komoditas perkebunan. Tujuan program ini adalah
pengalihan pola budidaya konvensional ke budidaya organik, sehingga produk yang
dihasilkan mempunyai daya saing yang lebih baik, dan tujuan akhirnya adalah
peningkatan pendapatan petani. Dalam penelitian ini, komoditi yang diteliti adalah
kopi arabika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani kopi arabika organik,
menganalisis keunggulan kompetitif serta komperatif kopi arabika organik dan
dampak kebijakan pemerintah dalam budidaya pertanian kopi organik pada
Program Pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas Perkebunan.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari anggota Kelompok Tani pelaksana kegiatan
pengembangan desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan ssebanyak
225 orang, ketua kelompok tani sebanyak 9 orang dan pedagang/pembeli hasil
panen produk kopi arabika organik dari petani sebanyak 9 orang. Lokasi penelitian
ini berada di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, karena populasi lokasi kegiatan
pengembangan desa pertanian organik berbasis komoditas kopi arabika sebagian
besar berada di provinsi tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November
2020 s/d Januari 2021.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui kuesioner terstruktur dan tertutup serta diperdalam
dengan wawancara mendalam (indepth interview) dengan responden penelitian.
Data sekunder di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) berupa data luas dan
produksi kopi di Indonesia, sedangkan dari Direktorat Jenderal Perkebunan
(Kementerian Pertanian) berupa data Good Agriculture Practices (GAP) Kopi,
gambaran program pengembangan desa pertanian organik berbasis komoditas
perkebunan, serta perkembangan harga kopi arabika di pasar lokal dan global.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Matriks Analisis Kebijakan atau
PAM (policy Analiysis Matriks) yang dikembangkan oleh Monke and Pearson
(1989). PAM merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi
ekonomi dan besarnya insentif atau dampak intervensi dalam pengusahaan berbagai
aktivitas usahatani secara keseluruhan dan sistematis
Karaktereristik petani kopi arabika organik pada lokasi penelitian yaitu berada pada
usia produktif, pendidikan formal masih rendah, jumlah anggota keluarga tidak
terlalu besar, memiliki lahan kurang dari 1 hektar dan merupakan milik pribadi,
vi
berpengalaman sebagai petani kopi arabika dan mayoritas mata pencahariannya
adalah petani kopi arabika.
Dari hasil analisis menggunakan Matriks PAM diketahui bahwa usaha tanikopi
arabika organik mempunyai keunggulan kompetitif dengan dibuktikan dari nilai
PCR sebesar 0,29 (< 1) serta memiliki keunggulan komparatif dengan dibuktikan
dari nilai DRCR sebesar 0,26 (< 1). Dampak kebijakan pemerintah terhadap ouput
dari hasil analisis dengan metode PAM diketahui bahwa nilai OT sebesar Rp.
3.247.019,67 artinya harga privat kopi lebih tinggi dibandingkan dengan harga
sosialnya. nilai OT > 0 menunjukkan adanya transfer dari masyarakat (konsumen)
ke produsen. Nilai NPCO kopi arabika organik sebesar 1,09 (>1) artinya Petani kopi
arabika organik menerima harga 109 persen lebih tinggi dibandingkan dengan
harga kopi arabika yang dibudidayakan secara konvensional. Nilai IT negatif Rp
4.729.940 (≤ 0), artinya terdapat pembayaran dari petani ke produsen input tradable
(pupuk kimia dan pestisida kimia) karena dalam system pertanian organik terdapat
pengalihan penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia ke pupuk organik dan
pestisida nabati yang diproduksi sendiri oleh petani.
Nilai NPCI pada usaha tani kopi arabika organik adalah 0, artinya kebijakan
pemerintah dalam program pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis
Komoditas Perkebunan tidak memberikan insentif/subsidi harga pupuk kimia dan
pestisida kimia, karena dalam sistem pertanian organik tidak diperkenankan
menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia (tradable). Nilai TF Rp.
3.333.695,81. Nilai positif tersebut menggambarkan bahwa harga input non
tradable yang dikeluarkan pada harga privat lebih tinggi dibandingkan dengan input
non tradable pada harga sosial. Karena adanya pengalihan pembiayaan, yang
sebelumnya untu penyediaan pupuk kimia dan pestisida kimia, dialihkan menjadi
upah tenaga kerja untuk memproduksi sendiri pupuk organik dan pestisida organik.
Nilai EPC sebesar 1,24 (>1) artinya bahwa insentif pemerintah melalui program
pengembangan desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan
mengakibatkan nilai tambah yang diterima oleh petani kopi arabika organik 1,24%
lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa adanya intervensi pemerintah. Nilai NT
sebesar Rp 4.643.263,86 artinya Nilai NT positif menggambarkan bahwa tambahan
surplus produsen yang diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang diaplikasikan
pada input dan output ataupun sebaliknya. Nilai PC yang diperoleh pada usaha tani
kopi arabika organik sebesar 1,19 artinya dengan adannya kebijakan pemerintah,
maka Produsen akan mendapatkan keuntungan 119 %. Nilai SRP sebesar 0,12,
artinya dengan kebijakan pemerintah tersebut maka produsen mengeluarkan biaya
produksi lebih kecil 12,2 persen dari biaya imbangan (opportunity cost) untuk
berproduksi.
Kata Kunci: dampak, kebijakan, pertanian organik, kopi, daya saing


Ketersediaan

#
Perpustakaan FST (TESIS) 04 TESIS 2021
TESIS04
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
04 TESIS 2021
Penerbit Fak.Sains Tenologi UIN JKT : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
103 hlm,; 28 Cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog