Pembatasan wilayah merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang membuat sebagian besar aktivitas masyarakat dilakukan secara daring. Hal ini menjelaskan peningkatan pengguna internet pada masa pandemi yang tidak hanya terpusat di perkotaan saja. Semakin meluasnya pengguna internet yang merambah ke pinggiran kota akan membuat berita yang dikeluarkan oleh media berita online khususnya mengenai pandemi COVID-19 semakin mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Sehingga, sentimen dan emosi yang ditimbulkan oleh berita terkait COVID-19 pada masyarakat yang memiliki pengetahuan terbatas akan memengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 itu sendiri. Analisis sentimen dan deteksi emosi diterapkan pada judul berita media online yang memiliki kata kunci “covid” atau “corona” pada kurun waktu 1 Maret 2020 hingga 31 Maret 2021 dari 15 media berita online ternama di Indonesia. Sebanyak lebih dari 19.000 judul berita dikumpulkan untuk kemudian di-preprocessing dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan lexicon, yaitu EmoLex. Hasilnya sebanyak 40% dari seluruh judul berita memiliki sentimen negatif, 34% di antaranya memiliki sentimen positif dan 26% bersentimen netral. Judul berita dengan kata kunci “positif”, “meninggal” dan “akibat” merupakan kata kunci utama pada berita dengan sentimen negatif. Sedangkan, kata kunci “anak”, “vaksin” dan “kesehatan” merupakan kontributor utama pada berita dengan sentimen positif. Meskipun, judul berita dengan sentimen negatif mengungguli berita dengan sentimen positif, tetapi tidak terlihat adanya korelasi mengenai tingginya persentase sentimen negatif pada judul berita dengan tingkat kematian per-satu juta orang di Indonesia. Emosi sedih, takut, percaya dan antisipatif merupakan emosi yang dominan ditimbulkan oleh berita mengenai COVID-19 dengan persentase masing-masing emosi secara berurutan berupa 22.13%, 19.88%, 18.29% dan 12.42%.
Kata kunci: COVID-19; Media berita online; analisis sentimen; deteksi emosi; lexicon; EmoLex.