Kemiringan jalan menurut KepMen ESDM No 1827 K/30/MEM/2018 tidak boleh melebihi 12%, namun pada kenyataannya kemiringan jalan pada PT. SGM melebihi 12%. Selain itu, jumlah alat angkut yang digunakan melebihi rencana sehingga menyebabkan waktu tunggu di dump hopper. Kegiatan produksi batu andesit menjadi tidak efektif karena kedua faktor tersebut, oleh karena itu dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi batu andesit serta penghematan biaya dengan cara penurunan kemiringan jalan, penyesuaian jumlah alat angkut dan perbaikan waktu efisiensi kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder yang diolah menggunakan software Talpac dan Surpac. Setelah dilakukan simulasi perbaikan, produktivitas dumptruck di lawang bench puncak meningkat 221% dari produktivitas aktual sebesar 15.42 lcm/jam menjadi 49.49 lcm/jam, kemudian produktivitas dumptruck di kiwik atas meningkat 196.5% dari produktivitas aktual sebesar 15 lcm/jam menjadi 44.47 lcm/jam, dan produktivitas dumptruck di kiwik bawah meningkat 237.3% dari produktivitas aktual sebesar 13.12 lcm/jam menjadi 44.26 lcm/jam. Kemudian biaya produksi mengalami penghematan, di lawang bench puncak 66.4% dari biaya aktual sebesar Rp. 14.964,8/lcm menjadi Rp. 5.033,25/lcm, di kiwik atas 62.4% dari biaya aktual sebesar Rp. 14.893,3/lcm menjadi Rp. 5.601,30/lcm, dan di kiwik bawah 69.7% dari biaya aktual sebesar Rp. 17.233,7/lcm menjadi Rp. 5.213,15/lcm. Dengan adanya skema penurunan kemiringan jalan, penyesuaian jumlah alat angkut dan perbaikan waktu efisiensi kerja diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi batu andesit serta penghematan dari biaya produksi.
Kata Kunci : Biaya, Kemiringan Jalan, Perbaikan Jalan, Produktivitas