Reaktor Serba Guna – G. A. Siwabessy (RSG-GAS) dilengkapi dengan sistem-sistem pendukung operasi reaktor, di antaranya adalah kolam pendingin primer dan sekunder yang dibangun dengan konsep kolam terbuka. Keberadaan aktivitas mikroorganisme pencemar air dari lingkungan luar dapat memicu terjadinya korosi. Mikroorganisme yang menempel pada permukaan logam dapat berakumulasi membentuk lapisan biofilm dan menyebabkan Microbiologically Influenced Corrosion (MIC) pada komponen reaktor yang diinisiasi oleh Sulfate Reducing Bacteria (SRB). Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air pendingin primer dan sekunder RSG-GAS berdasarkan diversitas bakterinya sebagai upaya peningkatan keamanan dan keselamatan kerja. Sampel air kolam dianalisis menggunakan Total Plate Count (TPC) dan Next Generation Sequencing (NGS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai total bakteri, fungi, serta SRB pada kolam pendingin primer dan sekunder RSG-GAS masih memenuhi persyaratan yang direkomendasikan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA). Analisis NGS menunjukkan kolam pendingin sekunder memiliki indeks diversitas, indeks kelimpahan, dan keragaman yang lebih tinggi dibandingkan kolam pendingin primer. Terdeteksi keberadaan SRB dengan persentase filum Desulfobacterota 0,001% pada kolam pendingin primer dan 0,39% pada kolam pendingin sekunder, sedangkan filum Deinococcota terdeteksi 0,004% pada kolam pendingin primer dan 0,093% pada kolam pendingin sekunder. Meskipun dalam konsentrasi yang sedikit, keberadaan bakteri tetap berpotensi menyebabkan terjadinya MIC sehingga diperlukan perawatan yang lebih spesifik terhadap reaktor.Bakteri; MIC; RSG-GAS