Populasi Pellorneum celebense tersebar pada masing-masing lokasi di Pulau Sulawesi, yaitu P.c. celebense tersebar di Sulawesi Utara, P.c. rufofuscum di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, P.c. finschi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, dan P.c. togianense di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Identifikasi menggunakan gen COI (Cytochrome Oxidase Subunit 1), yang merupakan gen dari mitokondria berfungsi sebagai barkoding melalui marka molekuler standar untuk kepentingan identifikasi jenis hewan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis morfometrik, filogeni, dan filogeografi dari burung pelanduk sulawesi. Metode yang dilakukan dengan pengukuran morfologi, ekstraksi DNA, amplifikasi gen COI, dan analisis DNA. Sebanyak 23 sampel jaringan diekstraksi, diamplifikasi, dan dianalisis dengan MEGA-X dan DnaSP v5. 11 Sekuen dari NCBI Genbank database ditambahkan untuk rekonstruksi pohon filogeni. Secara morfologi, burung perlanduk sulawesi dapat dibedakan berdasarkan ukuran dan pada analisis molekuler, burung pelanduk sulawesi dapat membedakan kerabat terdekatnya, yaitu P. celebense yang berasal dari Mekongga berkerabat dekat dengan P. celebense dari Katopasa dengan jarak genetik interspesies 0,0101. Pada populasi Mekongga memiliki enam haplotipe. Barkoding burung pelanduk sulawesi dengan gen COI membentuk clade monofiletik terhadap outgrup, meskipun menunjukkan nilai bootstrap yang kecil pada populasi di Sulawesi, filogeografi burung P. celebense terpisah karena adanya pegunungan yang membuat barrier. Gen COI dapat menggambarkan populasi dari subspesies P. celebense dari berbagai lokasi di Pulau Sulawesi dan terpisahnya subpopulasi dikarenakan adanya barrier pegunungan di antara lokasi.
Kata kunci: Pellorneum celebense; Barkoding; Gen COI; Keanekaragaman; Pulau Sulawesi