Tahap perencanaan yang benar merupakan tahapan awal dalam keberhasilan suatu proyek perangkat lunak. Hal tersebut perlu disadari oleh beberapa pelaku bisnis dalam segala bidang. Kegagalan suatu proyek dapat terjadi karena memiliki perencanaan yang buruk. Salah satu tahapan dalam merencanakan proyek pengembangan perangkat lunak adalah memperkirakan usaha dan biaya. Estimasi yang akurat membantu kita menyelesaikan proyek dalam waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Terdapat berbagai teknik, model estimasi, dan tools untuk estimasi perangkat lunak. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian pada aplikasi e-letter milik PT. Multi Karya Solusi, aplikasi e-letter saat ini dibutuhkan berbagai organisasi sebagai sarana komunikasi, dan penggunaannya pun semakin banyak dengan tujuan untuk menggantikan surat fisik. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi biaya dan menemukan nilai deviasi dengan biaya sebenarnya yang dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu Use Case Point Activity Based Costing yang memiliki 21 (dua puluh satu) faktor kompleksitas dengan Adjusted Function Point yang memiliki 16 (enam belas) faktor kompleksitas. Hasil penelitian ini yaitu perbandingan nilai estimasi biaya menggunakan metode Use Case Point Activity Based Costing dengan menggunakan metode Adjusted Function Point. Pada metode Use Case Point Activity Based Costing, menghasilkan nilai estimasi biaya sebesar Rp 154.488.837 dengan nilai deviasi dengan biaya sebenarnya sebesar 23,52%. Sedangkan pada metode Adjusted Function Point, menghasilkan nilai estimasi biaya sebesar Rp 83.358.056 dengan nilai deviasi dengan biaya sebenarnya sebesar 33,35%. Nilai deviasi dari hasil estimasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada tahap perencanaan proyek perangkat lunak.
Kata Kunci : Pengukuran Perangkat Lunak, Estimasi Biaya Perangkat Lunak, Use Case Point, Function Point, Activity Based Costing, E-Letter