Penelitian ini, meninjau pengaruh variasi ketebalan terhadap kriteria crashworthiness pada tabung berdinding tipis berpenampang lingkaran (circular). Pengujian yang dilakukan adalah compressive test berupa pembebanan secara aksial. Variasi ketebalan yang digunakan dalam peneltian ini adalah t = 0.5 mm; t
= 1 mm; t = 1.5 mm dan t = 2 mm dengan material tabung berdinding tipis Asam Polilaktat (PLA) dan Nylon yang dicetak dengan 3D Printing menggunakan metode Fused Deposition Modelling (FDM). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variasi ketebalan berpengaruh pada kriteria crashworthiness, parameter-parameter yang terlibat dalam mengidentifikasi kriteria crashworthiness diantaranya gaya puncak (Fmax), gaya rata-rata (Favg), energy absorption (Ea), crash force efficiency (CFE), dan specific energy absorption (SEA). Mode deformasi yang terbentuk adalah fragmentation mode berupa pecahan-pecahan kecil, buckling mode berupa tekukan, diamond mode berupa lipatan, global bending mode berupa pembengkokan, dan fracture mode berupa retakan. Penyerapan energi meningkat seiring bertambahnya variasi ketebalan, dengan Ea terbesar pada tabung Nylon dengan variasi ketebalan t = 2 mm sebesar 246.07 Joule. SEA terbesar adalah pada tabung PLA dengan variasi ketebalan t = 2 mm sebesar 20.81 J/g. CFE terbesar adalah pada spesimen tabung Nylon dengan variasi ketebalan t = 2 mm sebesar 0.63. Tabung dengan ketebalan t = 0.5 mm dan t = 1 mm tidak direkomendasikan penggunaannya dalam menentukan kriteria crashworthiness. Penelitian ini, menunjukkan bahwa ketebalan minimum yang digunakan untuk bahan termoplastik adalah 1.5 mm dan 2 mm.
Kata kunci: kriteria Crashworthiness, variasi ketebalan, compressive test, mode deformasi, tabung berdinding tipis