Pada tanggal 25 Februari 2022 terjadi gempabumi diwilayah Talamau, Pasaman Barat, Sumatera Barat. Menurut beberapa pakar Geologi gempabumi ini terjadi di sebabkan karena wilayah sekitar Talamau dilewati oleh 2 segmen dari Patahan Raksasa Sumatera Sesar Semangka yakni segmen Angkola dan Segmen Barumun. Gempabumi sendiri merupakan getaran/guncangan yang terjadi pada bumi sebagai akibat tumbukan antar lempeng, patahan/sesar aktif, aktivitas gunung api dan runtuhan batuan. Metode yang digunakan adalah metode statistik. Regresi Linear Kuadrat Terkecil (Least Square) untuk menghitung distribusi frequensi gempabumi susulan digunakan metode Omori, Mogi I, Mogi II dan Utsu. Harga konstanta α dan β pada persamaan dapat diperoleh dengan persamaan Least Square. Maka kita dapat nilai luasan deformasi (A) sebesar 209.2184595 km2 dari titik pusat gempa di daerah Pasaman Barat tahun 2022. Berdasarkan data dilapangan gempabumi susulan ini berakhir sekitar 20 hari setelah gempa utama berlangsung. Hasil dari metode Mogi I dan Utsu juga memprediksi bahwa gempabumi akan berakhir pada hari ke 20 setelah gempa utama terjadi dengan nilai korelasi yang sangat baik yaitu -0.91116 dan 0.91155. Jadi hasil dari kedua metode tersebut sangat berkorelasi sekali dengan data dilapangan. Luasan daerah deformasi yang terbentuk akibat gempabumi utama Pasaman Barat tahun 2022 dengan Mw 6.2 adalah 209.2184595 km2.
Kata Kunci: Pasaman Barat, Gempa Bumi, Regresi Linear Kuadrat Terkecil