Biostimulan cair dari ekstrak rumput laut berbasis mikroba sangat sensitif terhadap lingkungan penyimpanan dan mudah terdegradasi, sehingga memiliki waktu penyimpanan yang relatif singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kemasan dan suhu penyimpanan formula biostimulan berbasis mikroba yang baik untuk menjaga kualitasnya selama 3 bulan. Pada penelitian ini jenis kemasan plastik yang digunakan adalah botol plastik bening dan botol plastik keruh, dan suhu penyimpanannya adalah suhu ruang (26℃) dan suhu AC (19℃). Analisis secara deskriptif terhadap kandungan fitohormon, Total Plate Count (TPC), pH, uji cemaran mikroba (Escheriachia coli, Salmonella sp.), dan uji perkecambahan benih cabai dan tomat. Jumlah populasi bakteri pada formula biostimulan yang dikemas dalam botol keruh atau botol bening dan disimpan pada suhu 19℃ dan suhu 26℃ selama 12 minggu memiliki populasi sebesar 106 cfu/mL. Pada botol keruh, mengandung fitohormon yang relatif lebih baik (konsentrasi IAA = 15,54 ppm; Giberelin = 19,87 ppm) dibandingkan dengan botol bening (konsentrasi IAA = 10,37 ppm; Giberelin = 18,45 ppm). Formula biostimulan cair berbasis mikroba yang dikemas dalam botol keruh atau botol bening dan disimpan pada suhu 19℃ dan suhu 26℃ selama 12 minggu menunjukkan hasil negatif untuk kandungan mikroba E. coli dan Salmonella sp. Formula biostimulan cair berbasis mikroba yang dikemas dalam botol keruh dan disimpan pada suhu 19℃ selama 3 bulan mampu memacu perkecambahan benih-benih tanaman. Kemasan botol keruh dan penyimpanan pada suhu 19℃ mampu mengurangi terjadinya proses dekomposisi kimia sehingga dapat menghambat kerusakan biostimulan.
Kata kunci: Giberelin; IAA; Jenis kemasan; Kualitas Biostimulan; Suhu penyimpanan