Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang padaumumnya digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi di suatu Negara. Indikator pembangunan ekonomi negara tercermin dalam perkembangan PDB dari tahun ke tahun. PDB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku sering disebut dengan PDB nominal yaitu nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu periode waktu menurut harga yang berlaku pada waktu tersebut. Sementara PDB atas dasar harga konstan, sering disebut dengan PDB riil merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDB atas dasar harga berlaku memperlihatkan struktur perekonomian berdasarkan lapangan usaha. Sementara PDB atas dasar harga konstan memperlihatkan tingkat pertumbuhan ekonomi sebagai refleksi capaian pembangunan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis terutama yang menyangkut komoditas pangan. Pembangunan pada sektor pertanian telah mampu memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, penyedian sumber pangan dan bahan baku industri, pemicu pertumbuhan ekonomi, perolehan devisa, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi kondusif bagi pelaksanaan
pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.) Menganalisis pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2.) Menganalisis seberapa besar sektor pertanian mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui data-data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Studi Pustaka yaitu pengambilan referensi yang didapatkan dari buku, jurnal, artikel serta dokumen-dokumen pendukung yang berhubungan dengan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar -7.775.673,499 menunjukan bahwa jika sektor pertanian (X) nilainya adalah Rp. 0, maka pertumbuhan ekonomi (Y) nilainya negatif sebesar Rp. 7.775.673,499 atau sekitar Rp. 7.775 Triliun. Koefisien regresi sektor pertanian sebesar 8,495 menunjukan bahwa jika variabel sektor pertanian meningkat Rp. 1 Triliun, maka variabel pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan sebesar Rp. 8,495 Triliun dengan ketentuan variabel lainnya konstan. Berdasarkan analisis menggunakan metode kuantitatif diatas menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 2016-2021.
Hasil Uji T di atas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 Hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis secara kuantitatif, menunjukkan bahwa variabel independen (sektor pertanian) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Pertumbuhan Ekonomi). Hal ini ditunjukkan dengan uji t yang memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Maka Ho ditolak, artinya sektor pertanian berpengaruh terhadap Pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil pengolahan data terlihat bahwa variabel independen (sektor pertanian) berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi artinya Sektor Pertanian berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
Analisis koefisien determinasi diketahui bahwa PDB sektor pertanian mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 94,8% selama periode 2016-2021. Artinya, sektor pertanian mampu menyumbangkan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 15,8% setiap tahunnya. Sedangkan nilai sisanya sebesar 5,2% disumbangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.
Kata Kunci : Sektor pertanian, PDB, Pertumbuhan ekonomi.