Seiring dengan maraknya smartphone ranah video game berkembang menjadi mobile game. Ada beberapa game mobile dimana penggunanya mencapai 50 juta download dalam kurang dari satu bulan. Salah satunya Pokemon GO, dimana pada tahun 2019 Niantic selaku developer game mendapat keuntungan yang sangat banyak sebesar 894 juta dollar atau sekitar 13 triliun rupiah. Hal ini disebabkan oleh fitur terbaru dari mereka yaitu fitur PVP (Player Versus Player). Fitur ini banyak menarik pemain baru maupun lama, khususnya di Indonesia, dimana awal tahun 2020 Pokemon GO menyelenggarakan turnamen untuk pertama kalinya di Indonesia dengan jumlah peserta sebanyak 480 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam terkait faktor-faktor apa saja yang memengaruhi intensi bermain pada game Pokemon GO, khususnya faktor pemuas (Gratification) dan faktor penghabat (Inhibitors). Model penelitian dalam penelitian ini adalah Teori Uses & Gratification dengan penambahan variabel mediator. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data menggunakan bantuan tools SmartPLS 3.2.9. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua variabel bebas dari segi kepuasan atau gratifications berpengaruh positif terhadap variabel mediator yaitu sikap terhadap bermain game sedangkan variabel bebas dari segi inhibitors atau penghambat tidak memiliki pengaruh terhadap variabel mediator. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi intensi bermain pada game Pokemon GO serta dapat membuktikan dengan menambahkan variabel mediator dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap intensi bermain.
Kata Kunci : Uses & Gratification, Intention to Reuse, In-app Purchase Intention, Attitude Towards Playing Game, Pokemon GO, Location Based Game, SmartPLS.