Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka konsumsi telur ayam ras tertinggi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2021) perkembangan permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013-2020 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun. Penurunan permintaan ini dapat disebabkan oleh harga telur ayam ras itu sendiri atau faktor lainnya. Semakin menurunnya pertumbuhan permintaan telur ayam ras menandakan bahwa daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi telur ayam ras semakin menurun juga dan menggantikannya dengan barang substitusi lain. Hal ini akan berdampak negatif bagi para pelaku usaha yang bergerak di sektor peternakan khususnya peternakan ayam ras petelur, sehingga penting untuk mengetahui indikator yang berpengaruh terhadap permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat, 2) menganalisis pengaruh faktor-faktor permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat, 3) mengukur tingkat elastisitas permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa time series periode 2013-2020 dengan data triwulan yang berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Portal Informasi Harga Pangan (Priangan) Jawa Barat, dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda dengan metode estimasi kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan bantuan software Microsoft Excel 2013, Eviews 9.0, SPSS 25, dan perhitungan elastisitas permintaan.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga telur ayam ras (Htr), harga daging ayam ras (Hda), harga minyak goreng (Hmg), dan pendapatan penduduk Provinsi Jawa Barat (Ppk). Berdasarkan hasil uji F yang telah dilakukan, seluruh variabel bebas memiliki pengaruh yang erat dan signifikan terhadap variabel tetap yaitu permintaan telur ayam ras (Yper). Adapun hasil uji t yang juga telah dilakukan bahwa variabel harga telur ayam ras (Htr) dan harga minyak goreng (Hmg) berpengaruh negatif dan signifikan, serta variabel harga daging ayam ras (Hda) berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat. Sementara variabel pendapatan penduduk (Ppk) tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil perhitungan elastisitas permintaan menyatakan bahwa telur ayam ras bersifat inelastis. Hasil elastisitas silang menyatakan bahwa daging ayam ras adalah barang substitusi dari telur ayam ras, sedangkan minyak goreng merupakan barang komplementer dari telur ayam ras. Berdasarkan hasil analisis elastisitas pendapatan menunjukkan bahwa telur ayam ras merupakan barang normal.