Desa Jelitik, Bangka merupakan salah satu lokasi lahan bekas tambang timah di Indonesia yang berpotensi memberikan kontaminan logam berat ke lingkungan sekitar dan pemanfaatannya sebagai lahan pertanian akan berdampak pada produk pertaniannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kandungan logam berat Pb, Cd dan Sn dalam sampel tomat, mentimun, cabai rawit, pare, labu kuning, terong, labu air beserta tanahnya dan menentukan faktor biokonsentrasi (BCF) logam dalam sayuran. Metode analisis dengan destruksi basah pada sayuran menggunakan HNO3 pekat (65%) dan H2O2 (30%) serta destruksi tanah menggunakan aquaregia. Pengukuran logam Pb, Cd dan Sn menggunakan Flame Atomic Absorption Spectrophotometry (FAAS) Analytik Jena ContrAA 300. Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7387:2009 dan WHO 1996; WHO 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Pb pada beberapa sayuran seperti tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.) terdeteksi melebihi baku mutu SNI 7387:2009 yaitu masing-masing 1,26±0,33 mg/kg dan 0,75±0,76 mg/kg, sedangkan kandungan logam Cd dan Sn pada semua jenis sayuran yang diuji sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan. Kandungan logam Pb dan Cd pada tanah memenuhi nilai acuan maksimum WHO:1996 dan logam Sn terdeteksi pada batas aman sesuai dengan nilai acuan maksimum WHO:2005. Semua jenis sayuran termasuk tanaman ekskluder karena memiliki nilai Faktor Biokonsentrasi (BCF) < 1.
Kata Kunci : Logam berat, Sayuran, Tanah, Tambang timah, Faktor biokonsentrasi