Isotop neodimium yang telah dipisahkan dari hasil fisi lainnya dapat digunakan sebagai indikator burn-up bahan bakar nuklir. Pemisahan neodimium dilakukan setelah tahapan pemisahan isotop hasil fisi lainnya telah terselesaikan. Cesium-137 merupakan salah satu isotop hasil fisi yang dipisahkan pada tahap pertama karena memiliki tingkat radiasi gamma yang tinggi. Penentuan recovery neodimium pada supernatan dilakukan pada tahapan pemisahan cesium-137 dari larutan Pelat Elemen Bakar (PEB) U3Si2/Al pra iradiasi menggunakan metode pengendapan dengan larutan HClO4 variasi konsentrasi (3,75 %; 7,5 %; 15 %; 30 %; 60 %), jenis larutan pencucian (HCl 0,1 N; HNO3 0,1 N; Akuades) dan waktu pengendapan (30, 60, 90 dan 120 menit). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan konsentrasi asam perklorat dan waktu pengendapan yang optimum serta untuk mengetahui konsentrasi asam perklorat dan jenis larutan pencucian optimum yang dapat meningkatkan nilai recovery neodimium di dalam supernatan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi HClO4 7,5 % merupakan konsentrasi yang optimum dengan aktivitas cesium-137 sebesar 159,29 Bq dan recovery neodimium sebesar 81,920 %. Jenis larutan pencucian yang optimum yaitu HCl 0,1 N dengan recovery neodimium 86,984 % serta waktu pengendapan yang optimum adalah 90 menit dengan nilai aktivitas cesium-137 di dalam supernatan sebesar 178,875 Bq. Data hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk pemisahan cesium-137 dari sampel larutan PEB U3Si2/Al pasca iradiasi.
Kata Kunci: Neodimium, Cesium-137, Metode Pengendapan, Spektrometer Gamma, XRF.