Konsep halal sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, baik dalam sektor makanan, pakaian, pariwisata, perbankan maupun sektor lainnya. PT. XYZ termasuk salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi berbagai produk beku, salah satunya adalah daging ayam yang sudah bersertifikat halal. Perusahaan ini memiliki beberapa sister company yang berperan sebagai RPU dan jasa pendistribusian produk perusahaan secara langsung ke pihak konsumen akhir. PT. XYZ telah menerapkan sistem jaminan produk halal dalam menjalankan operasional bisnisnya dan sudah memiliki sertifikat halal MUI. Namun, risiko-risiko yang mungkin terjadi di rantai pasok daging ayam halal, khususnya pada tingkat RPU dan distributor, belum teridentifikasi secara efektif dan penanganannya belum berjalan secara optimal karena belum terdapat panduan secara detail mengenai hal tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi, menganalisis penilaian dan pemetaan prioritas risiko, serta menentukan tindakan mitigasi yang tepat untuk mengurangi risiko dalam rantai pasok halal daging ayam beku di PT. XYZ DC Cinangka. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi di lapangan, dan kuesioner, serta data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan bantuan alat analisis diagram sebab akibat (fishbone), HOR Fase I, diagram pareto, dan HOR Fase II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat RPU terdapat 17 kejadian risiko dan disebabkan oleh 33 penyebab risiko, sedangkan pada tingkat distributor terdapat 8 kejadian risiko dan disebabkan oleh 21 penyebab risiko. Berdasarkan penilaian dan pemetaan risiko, ditemukan bahwa terdapat 18 penyebab risiko prioritas pada tingkat RPU dan 11 penyebab risiko prioritas pada tingkat distributor. Penyebab risiko prioritas pada tingkat RPU di antaranya berkaitan dengan kesalahan penanganan oleh karyawan, sanitasi fasilitas RPU, dan perawatan fasilitas yang kurang baik. Sementara itu, penyebab risiko prioritas pada tingkat distributor di antaranya berkaitan dengan kualitas daging ayam, kelalaian dan kurangnya kesadaran karyawan dalam menerapkan prosedur halal, dan kerusakan mesin pendingin. Seluruh penyebab risiko prioritas tersebut dapat ditangani melalui mitigasi risiko yang berjumlah 29 tindakan mitigasi pada tingkat RPU dan 16 tindakan mitigasi pada tingkat distributor. Secara keseluruhan, tindakan mitigasi yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan terlebih dahulu adalah pelatihan kepada seluruh karyawan, terutama dalam hal standar halal untuk produk daging ayam.