Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak pertumbuhan ekonomi terhadap stabilitas negara-negara di Asia Tenggara selama periode 2010-2021. Metode penelitian melibatkan penggunaan data dari International Monetary Fund (IMF), World Health Organisation (WHO), World Bank, dan Fragile State Index (FSI). Model efek campuran digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan validasi silang K-fold digunakan untuk menentukan model subset optimal dalam kerangka model efek campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model dengan asumsi tren non-linear kuadratik menghasilkan nilai Root Mean Squared Error (RMSE) dan Mean Absolute Error (MAE) yang lebih rendah dibandingkan dengan model lain, menandakan tingkat akurasi yang lebih baik dalam memprediksi data. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa model efek campuran dengan asumsi non-linear kuadratik, khususnya model ke-3, memiliki kinerja prediksi yang superior dengan RMSE sebesar 0.628 dan MAE sebesar 0.536. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa hanya beberapa variabel yang berkontribusi signifikan terhadap variasi mean FSI, yaitu harapan hidup, Produk Domestik Bruto (PDB), dan kuadrat dari PDB. Temuan ini memberikan wawasan tentang kemampuan model dalam memodelkan kompleksitas hubungan antar variabel prediktor dan meanFSI serta menentukan variabel yang mempengaruhi kerentanan suatu negara.
Kata Kunci: Kerapuhan Negara, Model Efek Campuran, Cross-Validation