Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) sebagai salah satu unit kerja di Badan Standardisasi Nasional (BSN) bertugas mendukung pemanfaatan teknologi informasi (TI). Pusdatin beberapa kali mendapatkan percobaan serangan cyber pada website BSN, maka daripada itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses efisiensi dan efektivitas kinerja di internal BSN maupun untuk peningkatan kualitas layanan masyarakat. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) memiliki standar yaitu ISO 27001:2022 merupakan edisi terbaru dari ISO 27001, yang sebelumnya ialah ISO 27001:2013. Pada ISO 27001:2022 menambahkan 11 klausul terbaru, penelitian ini bertujujuan yaitu menganalisa penerapan ISO 27001:2022 di Pusdatin BSN dengan menggunakan metode rate scale untuk gap analisis, yaitu melihat apa saja yang sudah dilakukan Pusdatin dan apa saja belum dilakukan di Pusdatin. Selanjutnya melihat risiko yang terjadi di Pusdatin dengan menganalisa menggunakan metode Operationally Critical Threat, Asset, and Vulnerability Evaluation (OCTAVE) dan menilai risiko menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan begitu melihat risiko yang tertinggi dan merekomendasikan penanganan risiko, dan pembuatan SOP yang akan di mapping pada klausul terbaru di ISO 27002:2022. Pada hasil penulisan ini yaitu terdapat hasil 6 SOP diantaranya ada yang menambahkan SOP sebelumnya dan pembuatan SOP terbaru.
Kata Kunci: ISO 27001:2022, ISO 27002:2022, OCTAVE, FMEA, SMKI.