Image of Analisis pendapatan dan nilai tambah usaha ikan asin (kasus: kelompok pengolah dan pemasar (poklahsar) aroma jaya Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang)

Text

Analisis pendapatan dan nilai tambah usaha ikan asin (kasus: kelompok pengolah dan pemasar (poklahsar) aroma jaya Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang)



Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia dengan tingkat konsumsi ikan yang terus meningkat setiap tahunnya, terlihat dari tingginya angka konsumsi ikan dan juga produksi sub sektor perikanan tangkap Jawa Barat pada tahun 2021. Di Jawa Barat, salah satu Kabupaten dengan produksi perikanan tangkap terbesar adalah Kabupaten Subang yang pada tahun 2021 berada pada posisi ketiga terbesar. Di Kabupaten Subang Kecamatan dengan produksi perikanan tangkap terbesar adalah Kecamatan Blanakan, dengan sebagian besar masyarakatnya adalah bekerja sebagai nelayan dan produsen pengolahan bahan baku ikan menjadi produk ikan asin. Salah satu produsen produk ikan asin terbesar di Kecamatan Blanakan adalah Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Aroma Jaya dengan rata-rata produksi per bulan ikan asin yang dihasilkan mencapai 12.000 kg yang terdiri dari 5 jenis produk ikan asin yaitu ikan kapasan asin, ikan kapasan tawar, ikan kembung asin (ikan peda merah), ikan layang asin, dan ikan petek asin. Akan tetapi dalam melakukan proses produksinya terdapat permasalahan yang dihadapi seperti harga bahan baku ikan yang berfluktuasi dan cenderung naik, serta ketersediaan ikan segar yang berfluktuasi, yang akan berdampak terhadap biaya operasional yang semakin meningkat dan produksi ikan asin yang naik turun. Oleh karena itu, perlu dilakukannya analisis pendapatan untuk melihat apakah usaha tersebut masih menguntungkan atau tidak. Dengan dilakukannya pengolahan ikan segar menjadi produk ikan asin, menandakan adanya penambahan nilai tambah secara ekonomis, sehingga diperlukan adanya analisis nilai tambah, supaya dapat diketahui produk ikan asin mana yang memiliki nilai tambah paling besar agar nantinya Poklahsar Aroma Jaya dapat lebih fokus kepada produksi ikan tersebut supaya diperoleh keuntungan yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis rata-rata pendapatan per bulan yang diperoleh dan struktur biaya per bulan yang dikeluarkan dari usaha ikan asin yang dilakukan oleh Poklahsar Aroma Jaya; (2) Menganalisis tingkat B/C Ratio, Payback Period (PP), dan Break Even Point (BEP) dari usaha ikan asin yang dilakukan oleh Poklahsar Aroma Jaya; (3) Menganalisis besarnya nilai tambah yang diperoleh setiap jenis ikan asin dalam rata-rata per bulan yang diproduksi oleh Poklahsar Aroma Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif. Sumber data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara dengan ketua kelompok, dan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah terkait. Data yang diperoleh diolah dengan bantuan software Microsoft Office Excel 2021. Metode analisis data pada penelitian ini meliputi analisis pendapatan (struktur biaya, penerimaan, dan keuntungan), analisis usaha (analisis B/C Ratio, Payback Period (PP), dan Break Even Point (BEP)), dan analisis nilai tambah dengan metode Hayami. vii Hasil dari penelitian ini adalah (1) Rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh Poklahsar Aroma Jaya setiap bulannya tahun 2022 adalah sebesar Rp 44.464.588, struktur biaya rata-rata per bulan Poklahsar Aroma Jaya dalam melakukan produksi ikan asin terdiri dari biaya variabel sebesar Rp 444.615.107 (94,40%) dan biaya tetap sebesar Rp 26.351.389 (5,60%); (2) Nilai B/C ratio produk ikan asin berada pada rentang 0,05 (ikan petek asin) – 0,13 (ikan kapasan asin) dan B/C Ratio total usaha sebesar 0,09. Nilai Payback Period (PP) yang diperoleh oleh Poklahsar Aroma Jaya dalam melakukan usaha produksi ikan asin adalah sebesar 1,17 yang artinya adalah bahwa biaya investasi yang sudah dikeluarkan oleh Poklahsar Aroma Jaya akan kembali modalnya dalam 1 tahun 2 bulan 1 hari. Break Event Point (BEP) Produksi ikan asin Poklahsar Aroma Jaya besarnya berada pada rentang 511 kg (ikan kapasan tawar) sampai 3.178 kg (ikan layang asin). Kemudian Break Even Point (BEP) harga, besarnya berada pada rentang Rp 15.166/kg (ikan petek asin) sampai Rp 71.710/kg (ikan kapasan tawar); (3) Semua jenis produk ikan asin yang diproduksi oleh Poklahsar Jaya memiliki nilai tambah lebih dari 0 (nilai tambah positif). Semua produk ikan asin berada pada kategori nilai tambah sedang (15 – 40%). Nilai tambah produk ikan asin secara nominal terbesar adalah ikan kembung asin sebesar Rp 7.145/kg (19,78%), ikan layang asin sebesar Rp 6.722/kg (23,59%), dan ikan kapasan asin sebesar Rp 4.520/kg (25,98%). Lalu, keuntungan bagi pengusaha terbesar adalah dari ikan kapasan asin yaitu sebesar 59,42%.
KATA KUNCI : Pendapatan;Analisis Usaha;Nilai Tambah;Ikan Asin


Ketersediaan

#
Perpustakaan FST (Skripsi) Belum memasukkan lokasi
AGR503
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit Prodi Agribisnis Sains Teknologi UIN JKT : Jakarta, Ciputat.,
Deskripsi Fisik
xv, 97 Hlm; 28 Cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog