Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis dan mengetahui keunggulan kompetitif minyak sawit Indonesia dibandingkan dengan Malaysia, 2) Menganalisis dampak dari adanya kebijakan Renewable Energy Directive II Uni Eropa terhadap ekspor minyak sawit Indonesia dibandingkan Malaysia. Ruang lingkup penelitian ini meliputi perdagangan komoditas CPO dengan menggunakan kode Harmonized System (HS) dengan HS 151110. Sumber data adalah data sekunder berupa data time series dan cross sectional untuk tahun analisis 2010 – 2021. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, United Nation Commodity Trade (UN Comtrade), dan United Nation Conference on Trade. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Export Product Dynamics (EPD) untuk mengukur keunggulan kompetitif minyak sawit Indonesia dibandingkan Malaysia dan Uji Mann-Whitney untuk mengukur dampak kebijakan RED II. Berdasarkan hasil pengujian, hasil matrik EPD menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2010 – 2021, CPO Indonesia berada pada posisi retreat di Belanda, Spanyol, dan Jerman. Selain itu, juga berada pada posisi lost opportunity di Italia. Dibandingkan dengan CPO Malaysia, keduanya berada pada posisi retreat di Belanda, lost opportunity di Spanyol, rising star di Italia, dan falling star di Jerman. Artinya, CPO Malaysia memiliki keunggulan kompetitif pada produk yang dinamis. Sementara itu, berdasarkan hasil uji Mann-Whitney, RED II tidak memberikan dampak berupa penurunan volume ekspor CPO Indonesia dan Malaysia ke Uni Eropa. Penurunan volume ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa pasca kebijakan RED II dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti Program Mandatori B30 yang dilaksanakan pada tahun 2020.
KATA KUNCI : Crude Palm Oil;Renewable Energy Directive II;Keunggulan Kompetitif;Uji Mann-Whitney