Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berkembang pesat di Indonesia baik dari segi jumlah produksi maupun mutunya. Sayuran memiliki potensi penting sebagai sumber pertumbuhan baru dalam rangka pemenuhan gizi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan petani. ketersediaan sayur dipasaran selalu dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat manfaat yang didapat dari mengonsumsi sayur sebagai menu harian. Kabupaten Bogor memiliki potensi dan kriteria wilayah yang cocok, menjadikan ragam jenis sayur dapat dengan mudah tumbuh. Sebagai bagian dari Kabupaten Bogor, Kecamatan Ciseeng turut menjadi salah satu daerah yang menghasilkan sayur. Dalam berusahatani sayur petani kerap menghadapi permasalahan seperti produksi sayur yang terus berfluktuasi, alih fungsi lahan untuk kegiatan non pertanian, risiko produksi, belum tersedianya transportasi dan belum meluasnya akses pasar. Dalam menjalankan usahatani petani memiliki motivasi yang berbeda-beda, sebab motivasi yang dimiliki petani akan mempengaruhi tinggi rendahnya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dan keinginan untuk tetap mempertahankan usahataninya. Motivasi petani dalam berusahatani sayur ini mengacu pada teori Existence, Relatedness, dan Growth (ERG). Petani yang mengusahakan sayur memiliki tiga kebutuhan dasar diantaranya kebutuhan akan eksistensi (existence), kebutuhan akan hubungan (relatedness) dan kebutuhan untuk pertumbuhan (growth). Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui karakteristik Petani sayuran di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor; 2) mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap motivasi petani dalam berusahatani sayuran di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor; 3) menganalisis hubungan karakteristik petani dengan motivasi petani dalam berusahatani sayuran di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Data dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan petani yang melakukan usahatani sayur dengan total sampel 60 orang petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, rumus interval dan analisis korelasi rank spearman. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa: 1) karakteristik petani sayur di Kecamatan Ciseeng sebagian besar petani berada pada usia tua atau paruh baya, luasan lahan yang digunakan untuk kegiatan produksi sebagian besarnya adalah kategori sedang dengan ukuran 500-1000 m2, tingkat pendidikan petani yang terakhir ditempuh mayoritasnya diisi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD), pengalaman yang dimiliki petani dalam berusahatani mayoritas petani telah berpengalaman yakni 10 tahun dan pendapatan petani mayoritas sebesar Rp 3.000.000-Rp. 5.000.000/bulan dari hasil usahatani sayur, 2) motivasi petani dalam berusahatani di Kecamatan Ciseeng yang di analisis dengan menggunakan teori kebutuhan yakni kebutuhan vii akan keberadaan (existence), kebutuhan akan hubungan (relatedness) dan kebutuhan akan pertumbuhan (growth) secara keseluruhan berada pada tingkatan yang sangat tinggi, 3) faktor-faktor yang memiliki hubungan sangat rendah dan searah terdiri dari luas lahan, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, status kepemilikan lahan, ketersediaan modal, ketersediaan sarana produksi pertanian, akses pasar dan sarana transportasi dan komunikasi. Lalu faktor-faktor yang memiliki hubungan sangat rendah dan arah yang berlawanan terdiri dari usia dan kegiatan penyuluhan.
KATA KUNCI : Motivasi;ERG;Sayur;Kecamatan Ciseeng