Aplikasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) merupakan implementasi konsep e-government untuk pelayanan publik dalam identifikasi dan dokumen kependudukan secara elektronik. IKD hadir sebagai solusi untuk masalah pencetakan E-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) fisik yang memakan waktu cukup lama. Ditjen Dukcapil Kemendagri menargetkan aktivasi IKD sebesar 25% dari total wajib E-KTP pada tahun 2023, tetapi hanya tercapai sekitar 3,3%. Capaian aktivasi IKD masih jauh dari target yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengguna untuk beralih dari penggunaan E-KTP ke aplikasi IKD menggunakan model Extended Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Populasi penelitian ini adalah pengguna aplikasi IKD di Pulau Jawa dengan 406 responden yang dipilih menggunakan teknik sampling proportional stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi 4.1. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 6 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pengguna untuk beralih dari E-KTP ke aplikasi IKD, yaitu performance expectancy, social influence, perceived risk, perceived security and privacy, trust, dan switching intention. Lalu, faktor-faktor yang tidak berpengaruh signifikan adalah effort expectancy, facilitating condition, dan government support. Variabel perceived security and privacy memberikan pengaruh paling signifikan dengan nilai t-test sebesar 54.339 dan p-value sebesar 0.723 sedangkan variabel government support memiliki pengaruh yang paling rendah dengan nilai t-test sebesar 0.354 dan p-value sebesar 0.723. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pihak Dukcapil untuk melakukan perbaikan aplikasi guna meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi IKD.
KATA KUNCI : identitas kependudukan digital (IKD);PLS-SEM;switching behavior;UTAUT