Quick commerce adalah sebuah model bisnis baru yang merupakan pengembangan dari konsep e-commerce, di mana quick commerce sangat berfokus pada kecepatan pengiriman sehingga pesanan dapat sampai hanya dalam hitungan jam. Aplikasi Quick commerce sudah mulai menjadi tren di Indonesia sejak tahun 2021, tetapi masih mengalami permasalahan seperti banyaknya keluhan dari pengguna terkait kendala di dalam aplikasi dan gagalnya beberapa aplikasi quick commerce yang beroperasi di Indonesia hingga harus menutup layanannya. Maka, penting bagi pihak penyedia layanan quick commerce untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan layanan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor apa saja yang dapat memengaruhi keberhasilan tersebut menggunakan model DeLone & McLean tahun 2003 dengan penambahan variabel Price Saving Orientation dan Perceived Utilitarian. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aplikasi mobile quick commerce di Jabodetabek dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dan dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan PLS-SEM melalui aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model DeLone & McLean dengan penambahan variabel Price Saving Orientation dan Perceived Utilitarian telah efektif untuk mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan aplikasi mobile quick commerce di Jabodetabek. Faktor yang paling memengaruhi keberhasilan tersebut secara berurutan adalah variabel User Satisfaction terhadap Net Benefits, System Quality terhadap Use, Use terhadap Net Benefits, Perceived Utilitarian terhadap User Satisfaction, Information Quality terhadap User Satisfaction, Service Quality terhadap User Satisfaction, dan Information Quality terhadap Use. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan prioritas pengembangan aplikasi mobile quick commerce di Jabodetabek.
Kata kunci: Aplikasi mobile;DeLone & McLean;keberhasilan;PLS-SEM