Dalam konteks pembangunan infrastruktur, bahan material seperti batuan dan pasir memiliki peran penting. Batuan digunakan sebagai bahan dasar untuk pondasi bangunan dan jalan raya, sementara pasir berfungsi sebagai komponen penting dalam pembuatan beton dan plesteran. Ketersediaan bahan-bahan ini menjadi faktor kunci dalam menentukan keberlanjutan proyek-proyek konstruksi, terutama di daerah terpencil atau yang sedang berkembang. Kabupaten Sorong, Papua Barat diyakini memiliki potensi sumber daya bahan galian batu signifikan yang belum sepenuhnya dieksplorasi, oleh sebab itu dibutuhkan suatu upaya identifikasi untuk mengetahui sebaran material nya. Telah dilakukan penelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner-schlumberger. Terdapat 6 lintasan dengan panjang setiap lintasan 235 meter. Nilai resistivitas dari pemodelan 2D yang terukur dengan Res2Dinv sebesar 0,5 – 360 Ωm. Resistivitas 0,50 – 21,5 Ωm teridentifikasi beberapa batuan yaitu batulumpur, lempung, lanau dan pasir. Resistivitas 50 – 360 Ωm teridentifikasi beberapa batuan yaitu kerikil, breksi andesit lava, konglomerat dan batupasir. Berdasarkan hasil pemodelan 3D dengan Voxler, persebaran dari batupasir di lokasi penelitian tersebar ke arah utara, timur laut, timur dan tenggara di kedalaman sekitar ± 1,25 – 45,6 m pada tiap lintasan.
Kata kunci; Konfigurasi Wenner-Schlumberger;Geolistrik Resistivitas;infrastruktur;Batupasir