No image available for this title

Text

Identifikasi dan prevalensi ektoparasit pada ikan mujair (Oreochormis mossambicus Trewavas, 1983) di Situ Malangnengah Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor



Ikan mujair (Oreochormis mossambicus) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan menggunakan Keramba Jaring Tancap (KJT) di Situ Malangnengah, Kecamataan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Permasalahan dalam sektor perikanan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan tingkat prevalensi dan intensitas ektoparasit dan mengetahui faktor kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2019. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pemeriksaan ektoparasit pada permukaan tubuh, lamella insang, sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral dan sirip kaudal dilakukan menggunakan metode scrapping. Analisis yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) di program SPSS 20. Ikan mujair yang diperiksa diambil dari tiga keramba dengan total 90 ekor. Hasil identifikasi diperoleh sebanyak sebanyak 6 genus ektoparasit yang tergolong ke dalam Filum Protozoa yaitu Apiosoma sp., Epistylis sp., Trichodina sp., dan Vorticella sp. serta filum Platyhelminthes, kelas Monogenea adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. Nilai prevalensi tertinggi ditemukan pada Trichodina sp. berasal dari ikan di keramba pertama sebanyak 87%, keramba kedua sebanyak 97% dan keramba ketiga sebanyak 93%. Nilai prevalensi tersebut termasuk ke dalam kategori infeksi parah. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi adalah genus Trichodina sp. pada keramba pertama yaitu 39 individu/ekor, termasuk ke dalam kategori sedang. Genus ektoparasit yang mendominansi dari ketiga keramba adalah Trichodina sp. mencapai 99%. Kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair adalah suhu.
Kata kunci : Ektoparasit, Ikan mujair, Intensitas, Prevalensi, Trichodina sp.

Ikan mujair (Oreochormis mossambicus) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan menggunakan Keramba Jaring Tancap (KJT) di Situ Malangnengah, Kecamataan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Permasalahan dalam sektor perikanan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan tingkat prevalensi dan intensitas ektoparasit dan mengetahui faktor kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2019. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pemeriksaan ektoparasit pada permukaan tubuh, lamella insang, sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral dan sirip kaudal dilakukan menggunakan metode scrapping. Analisis yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) di program SPSS 20. Ikan mujair yang diperiksa diambil dari tiga keramba dengan total 90 ekor. Hasil identifikasi diperoleh sebanyak sebanyak 6 genus ektoparasit yang tergolong ke dalam Filum Protozoa yaitu Apiosoma sp., Epistylis sp., Trichodina sp., dan Vorticella sp. serta filum Platyhelminthes, kelas Monogenea adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. Nilai prevalensi tertinggi ditemukan pada Trichodina sp. berasal dari ikan di keramba pertama sebanyak 87%, keramba kedua sebanyak 97% dan keramba ketiga sebanyak 93%. Nilai prevalensi tersebut termasuk ke dalam kategori infeksi parah. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi adalah genus Trichodina sp. pada keramba pertama yaitu 39 individu/ekor, termasuk ke dalam kategori sedang. Genus ektoparasit yang mendominansi dari ketiga keramba adalah Trichodina sp. mencapai 99%. Kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair adalah suhu.
Kata kunci : Ektoparasit, Ikan mujair, Intensitas, Prevalensi, Trichodina sp.
Ikan mujair (Oreochormis mossambicus) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan menggunakan Keramba Jaring Tancap (KJT) di Situ Malangnengah, Kecamataan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Permasalahan dalam sektor perikanan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan tingkat prevalensi dan intensitas ektoparasit dan mengetahui faktor kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2019. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pemeriksaan ektoparasit pada permukaan tubuh, lamella insang, sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral dan sirip kaudal dilakukan menggunakan metode scrapping. Analisis yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) di program SPSS 20. Ikan mujair yang diperiksa diambil dari tiga keramba dengan total 90 ekor. Hasil identifikasi diperoleh sebanyak sebanyak 6 genus ektoparasit yang tergolong ke dalam Filum Protozoa yaitu Apiosoma sp., Epistylis sp., Trichodina sp., dan Vorticella sp. serta filum Platyhelminthes, kelas Monogenea adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. Nilai prevalensi tertinggi ditemukan pada Trichodina sp. berasal dari ikan di keramba pertama sebanyak 87%, keramba kedua sebanyak 97% dan keramba ketiga sebanyak 93%. Nilai prevalensi tersebut termasuk ke dalam kategori infeksi parah. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi adalah genus Trichodina sp. pada keramba pertama yaitu 39 individu/ekor, termasuk ke dalam kategori sedang. Genus ektoparasit yang mendominansi dari ketiga keramba adalah Trichodina sp. mencapai 99%. Kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair adalah suhu.
Kata kunci : Ektoparasit, Ikan mujair, Intensitas, Prevalensi, Trichodina sp.

Ikan mujair (Oreochormis mossambicus) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan menggunakan Keramba Jaring Tancap (KJT) di Situ Malangnengah, Kecamataan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Permasalahan dalam sektor perikanan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan tingkat prevalensi dan intensitas ektoparasit dan mengetahui faktor kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2019. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pemeriksaan ektoparasit pada permukaan tubuh, lamella insang, sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral dan sirip kaudal dilakukan menggunakan metode scrapping. Analisis yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) di program SPSS 20. Ikan mujair yang diperiksa diambil dari tiga keramba dengan total 90 ekor. Hasil identifikasi diperoleh sebanyak sebanyak 6 genus ektoparasit yang tergolong ke dalam Filum Protozoa yaitu Apiosoma sp., Epistylis sp., Trichodina sp., dan Vorticella sp. serta filum Platyhelminthes, kelas Monogenea adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. Nilai prevalensi tertinggi ditemukan pada Trichodina sp. berasal dari ikan di keramba pertama sebanyak 87%, keramba kedua sebanyak 97% dan keramba ketiga sebanyak 93%. Nilai prevalensi tersebut termasuk ke dalam kategori infeksi parah. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi adalah genus Trichodina sp. pada keramba pertama yaitu 39 individu/ekor, termasuk ke dalam kategori sedang. Genus ektoparasit yang mendominansi dari ketiga keramba adalah Trichodina sp. mencapai 99%. Kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair adalah suhu.
Kata kunci : Ektoparasit, Ikan mujair, Intensitas, Prevalensi, Trichodina sp.

Ikan mujair (Oreochormis mossambicus) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan menggunakan Keramba Jaring Tancap (KJT) di Situ Malangnengah, Kecamataan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Permasalahan dalam sektor perikanan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan tingkat prevalensi dan intensitas ektoparasit dan mengetahui faktor kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2019. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode pemeriksaan ektoparasit pada permukaan tubuh, lamella insang, sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral dan sirip kaudal dilakukan menggunakan metode scrapping. Analisis yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) di program SPSS 20. Ikan mujair yang diperiksa diambil dari tiga keramba dengan total 90 ekor. Hasil identifikasi diperoleh sebanyak sebanyak 6 genus ektoparasit yang tergolong ke dalam Filum Protozoa yaitu Apiosoma sp., Epistylis sp., Trichodina sp., dan Vorticella sp. serta filum Platyhelminthes, kelas Monogenea adalah Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. Nilai prevalensi tertinggi ditemukan pada Trichodina sp. berasal dari ikan di keramba pertama sebanyak 87%, keramba kedua sebanyak 97% dan keramba ketiga sebanyak 93%. Nilai prevalensi tersebut termasuk ke dalam kategori infeksi parah. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi adalah genus Trichodina sp. pada keramba pertama yaitu 39 individu/ekor, termasuk ke dalam kategori sedang. Genus ektoparasit yang mendominansi dari ketiga keramba adalah Trichodina sp. mencapai 99%. Kualitas air yang mempengaruhi keberadaan ektoparasit pada ikan mujair adalah suhu.
Kata kunci : Ektoparasit, Ikan mujair, Intensitas, Prevalensi, Trichodina sp.


Ketersediaan

#
Perpustakaan FST (Skripsi) 027 BIO 2019
BIO027
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
027 BIO 2019
Penerbit Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Jakarta, Ciputat.,
Deskripsi Fisik
xii, 42 hlm; 28 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
027 BIO 2019
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog