Kehidupan masyarakat pesisir di Indonesia tidak lepas kaitannya dengan keberadaan terumbu karang, begitupun dengan masyarakat Pulau Pramuka. Kerusakan terumbu karang sering dihubungkan dengan kegiatan masyarakat pesisir. Pendekatan etnozoologi dapat digunakan untuk menghubungkan antara masyarakat pesisir dan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengetahuan masyarakat tentang terumbu karang dan mengetahui jenis-jenis pemanfaatan terumbu karang di Pulau Pramuka. Pengambilan data terumbu karang menggunakan metode survei dengan UPT (Underwater Photo Transect) pada 10 titik penyelaman mulai dari daerah pasang surut hingga kedalaman 5-10 meter. Studi literatur digunakan untuk mendapatkan data tutupan karang selama lima tahun terakhir. Kuisioner menggunakan metode Purposive Sampling dan deep interview untuk mengidentifikasi masayarakat terhadap pengetahuan dan manfaat terumbu karang. Hasil pendataan terumbu karang terdapat 31 genus karang keras (12 famili), 11 genus karang lunak (lima famili) dan tiga genus gorgonian (tiga famili) yang ditemukan di perairan Pulau Pramuka. Analisis tutupan karang selama lima tahun terakhir termasuk pada kategori sedang (50%). Pengetahuan etnozoologi di pulau pramuka dirunkan dari generasi ke generasi. Pengetahuan yang terkumpul diceritakan dan dijelaskan oleh masyarakat tua ke anggota keluarga yang lebih muda. Terdapat tujuh kearifan lokal di Pulau Pramuka terkait terumbu karang yaitu jalur kapal, kalung Akar bahar, penamaan nama lokal karang, peraturan tentang penggunaan karang sebagai bahan bangunan, makanan tradisional karang rebus, tambat labuh, bermain di gobah (laguna) untuk anak-anak serta lima pemanfaatan terumbu karang oleh masayarakat Pulau Pramuka yaitu sebagai bahan penghias akuarium, souvenir, aksesoris, pondasi bangunan dan sebagai bahan makanan. Pemanfaatan karang sebagai bahan penghias akuarium merupakan bentuk pemanfaatan yang paling disetujui dalam penelitian ini dengan poin 70,25
Kata kunci: Etnozoologi, Kearifan lokal, Pulau Pramuka, Terumbu karang.