Lahan rawa sulfat masam merupakan salah satu lahan marginal tersebar luas di
Indonesia yang dapat dikembangkan menjadi lahan produktif. Perbaikan lahan
sulfat masam perlu dilakukan secara berkelanjutan dari segi teknologi maupun
lingkungan yang salah satunya dengan pemanfaatan mikroorganisme indigenus.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui informasi komunitas fungi tanah sulfat
masam sebagai plasma nutfah mikroba adaptif dan dapat mengoptimalkan peran
mikroba tersebut dalam produktifitas tanah. Penelitian ini menggunakan metode
metagenomik untuk mengetahui komunitas fungi pada Desa Tanjung Harapan,
Kalimantan Selatan dan Desa Tamban Baru Tengah, Kalimantan Tengah. Ion
sekuensing digunakan untuk mengidentifikasi sekuens fungi yang terdapat pada
kedua sampel, hasil sekuens tersebut kemudian dibandingkan dengan database
untuk mengidentifikasi fungi yang terdapat pada Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Hasil penelitian mendapatkan total 132.584 sekuens ITS fungi
yang diklasifikasikan menjadi 5 filum, 16 kelas, 40 ordo, 69 famili dan 79 genus.
Komunitas fungi pada kedua lokasi berbeda dan didominasi oleh filum Ascomycota
dan Basidiomycota. Genus Acidella merupakan fungi yang dapat hidup dalam
kemasaman yang sangat tinggi dapat ditemukan dalam Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Kesimpulan dari penelitian adalah tingkat kesuburan pada
Kalimantan Selatan lebih baik dibandingkan Kalimantan Tengah, hal ini
berdasarkan hasil analisis faktor kimia-fisik tanah, total plate count fungi tanah,
serta keanekaragamanmaupun kelimpahan fungi dari kedua lokasi dengan
komposisi komunitas fungi pada Kalimantan Selatan lebih bervariasi dibandingkan
Kalimantan Tengah.
Kata kunci: Fungi; Ion Torrent sekuensing; Komunitas; Tanah rawa sulfat masam