Penelitian dengan metode audio frekuensi magnetotellurik (AMT) ini dilakukan di daerah Majalengka, Jawa Barat, yang memiliki struktur geologi yang kompleks. Metode AMT diakukan dengan 11 titik pengukuran sepanjang 6 km yang membentang dari barat ke timur. Penelitian dilakukan untuk mengetahui struktur resistivitas bawah permukaan berdasarkan model resistivitas 2-D serta keberadaan zona sesar untuk informasi awal mitigasi bencana. Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu rotasi, analisis induksi vektor, pseudo-section, sensitivitas, inversi 2-D serta interpretasi hasil. Metode inversi 2-D pada penelitian ini dikembangkan oleh Uchida dan Ogawa. Hasil pengolahan data menggambarkan adanya batas yang signifikan antara zona konduktif dengan zona resistif, serta anomali resistivitas yang sangat rendah dengan nilai 1-3 Ωm pada kedalaman 0.5 - 0.9 km yang menunjukan keberadaan sesar lokal. Selain itu, terdapat zona resistif dengan nilai 50 – 1000 Ωm berada pada kedalaman 0,5 - 2,5 km, yang merupakan produk hasil gunung api ciremai.
Kata kunci: Inversi 2-D, audio frekuensi magnetotellurik, resistivitas, sesar, Majalengka