Keberagaman keong darat Indonesia cukup melimpah namun pemanfaatannya di Indonesia masih sangat terbatas. Salah satu produk turunan dari keong darat adalah lendirnya, yang saat ini banyak dimanfaatkan sebagai sediaan nutricosmeceutical. Indonesia memiliki spesies keong darat native yang lendirnya berpotensi sebagai sediaan nutricosmeceutical, seperti Amphidromus palaceus dan Hemiplecta humphreysiana. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan cara produksi lendir A. palaceus dan H. humphreysiana secara kimia dengan tingkat stres minimum serta menentukan karakter farmakologi dasar meliputi penapisan senyawa aktif dan penentuan nilai toksisitas. Penentuan stimulan untuk produksi lendir meliputi dua tahap, yaitu pengamatan perilaku stres dan pengukuran jumlah produksi lendir. Penapisan senyawa aktif dilakukan terhadap lendir segar dan lendir liofob untuk pengujian alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, tanin, dan peptida secara kualitatif. Uji toksisitas dilakukan dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bufer karbonat pH 9 optimum untuk produksi lendir dengn tingkat stres minimum terhadap A. palaceus dan H. humphreysiana dibandingkan dengan stimulan lain yang diujikan. Penapisan senyawa aktif menunjukkan lendir A. palaceus dan H. humphreysiana mengandung triterpenoid, steroid, dan peptida. Lendir A. palaceus dan H. humphreysiana secara berurutan memiliki nilai LC50 sebesar 10.985,405 ppm dan 38.278,745 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa lendir dari kedua spesies keong darat tersebut tidak toksik.Kata kunci: Amphidromus palaceus, Hemiplecta humphreysiana, lendir keong
darat, penampisan senyawa aktif, toksisitas