Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor tunggal penyakit DBD, salah satu pengendalian yang potensial yaitu Teknik Serangga Mandul (TSM). Pengembangan metode TSM masih terus dilakukan evaluasi untuk mendapatkan hasil yang paling optimal yaitu dengan menguji ketahanan hidup pada fase pupa dan dewasa hari ke-1, 3, 5 dan 7 yang diiradiasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iradiasi dosis 70 Gy terhadap ketahanan hidup nyamuk A. aegypti jantan dewasa yang diradiasi pada fase pupa dan dewasa hari ke-1, 3, 5 dan 7, serta menentukan ketahanan hidup nyamuk A.aegypti jantan pascairadiasi. Rancangan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari kontrol (0 Gy) dan iradiasi (70 Gy). Parameter yang diamati meliputi efek iradiasi terhadap morfologi pupa dan nyamuk dewasa, kemunculan nyamuk dewasa dan ketahanan hidup nyamuk A. aegypti dan dianalisis menggunakan metode statistik t-test, Two Way Anova serta analisis survival Kaplan Meier. Hasil penelitian menunjukan bahwa iradiasi dosis 70 Gy tidak berpengaruh terhadap morfologi pupa dan nyamuk dewasa. Perlakuan iradiasi terhadap kemunculan nyamuk dewasa tidak berpengaruh nyata. Persentase kemunculan dewasa pada pupa radiasi 98%, sedangkan pada pupa non radiasi sebesar 99,4%. Iradiasi sinar gamma pada fase pupa, dewasa hari ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7 tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan hidup nyamuk jantan. Fase pupa memiliki ketahanan hidup paling baik dan merupakan umur terlama yaitu 40 hari, sedangkan pada fase dewasa hari ke-7 merupakan ketahanan hidup yang paling rendah yaitu 24 hari. Dapat disimpulkan bahwa iradiasi 70 Gy tidak mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk berdasarkan variasi umur yang dilakukan.
Kata Kunci: Aedes aegypti, Ketahanan Hidup, Radiasi, Sinar gamma