Indonesia adalah salah satu negara produsen jeruk yang memiliki potensi dalam pemenuhan permintaan jeruk baik dalam maupun luar negeri, tetapi sampai saat ini Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan masyrakatat, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor jeruk kedua terbesar setelah Malaysia di kawasan ASEAN. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan rata-rata produksi jeruk siam terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi sebesar 872.240 ton/tahun dengan kontribusi mencapai 35,14% dari total produksi jeruk siam di Indonesia dalam kurun waktu periode tahun 2018-2020. Daerah sentra penghasil jeruk siam di Provinsi Jawa Timur terdapat dibeberapa daerah antara lain Kabupaten Malang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Jember. Kecamatan Semboro merupakan daerah dengan rata-rata terbesar sebagai penghasil jeruk siam di Kabupaten Jember dalam periode tahun 2018-2020. Produksi jeruk siam di Kecamatan Semboro setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Peningkatan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan jumlah produksi mencapai 117.726 ton/tahun. Desa Sidomulyo merupakan desa terbesar peghasil keruk siam di Kecamatan Semboro. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah tanaman jeruk menghasilkan (pohon) pada tahun 2020 sebanyak 196.000 pohon jeruk siam. Desa Semboro menempati urutan kedua dengan total tanaman jeruk siam menghasilkan sebanyak 112.000 pohon, kemudian diikuti oleh Desa Sidomekar dengan jumlah tanman jeruk siam menghasilkan sebanyak 94.000 pohon. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa Desa Sidomekar merupakan salah saatu daerah sentra penghasil “jeruk semboro” dan mempunyai potensi dan prospek yang bagus untuk terus dikembangkan selain sebagai komoditas unggulan bagi Kabupaten Jember juga sebagai sumber pendapatan bagi petani di Desa Sidomekar. Sampai saat ini informasi mengenai efisiensi dan permasalahan pendapatan usaha tani jeruk siam di Desa Sidomekar masih terbatas, sedangkan hasil dari analisis usahatani jeruk siam ini menunjukkan apakah usahatani jeruk siam layak atau tidak layak untuk dikembangkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis biaya usahatani jeruk siam di Desa Sidomekar Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, 2) Menganalisis Penrimaan dan Pendapatan usahatani jeruk siam di Desa Sidomekar Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, 30 Menganalsis Kelayakan usahatani jeruk siam di Desa Sidomekar Kecamatan Semboro Kabupaten Jember menggunakan menggunakan B/C ratio, R/C ratio, dan BEP.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, sedangkan
data sekunder diperoleh dari data kondisi sosial-ekonomi wilayah setempat, teori-teori dan hasil penelitian terkait dengan penelitian ini yang berasal dari jurnal-jurnal, buku-buku, karya-karya ilmiah serta informasi kelompok tani, serta data lainnya.. Data tersebut diolah dan dihitung dengan menggunakan analisis struktur biaya, pendapatan usaha, B/C ratio,R/C ratio, BEP, dan PP.
Hasil pembahasan pada penelitian ini menunjukan Biaya usahatni yang dikeluarkan oleh petani jeruk siam di Desa Sidomekar adalah sebesar Rp.414.740.407 untuk satu tahun produksi pada 35 orang petani, yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp.39.588.157 dan biaya variabel sebesar Rp.375.152.250. Pendapatan usahatani yang didapatkan oleh petani jeruk siam di Desa Sidomekar berasal dari penerimaan hasil dari penjualan jeruk siam sebesar Rp.1.872.720.000, bila dikurangi dengan total biaya sebesar Rp.414.740.407 maka pendapatan usahatani jeruk siam sebesar Rp.1.457.979.593. Nilai B/C ratio sebesar 3,51 yang artinya nilai B/C ratio lebih besar dari nol. Nilai R/C ratio sebesar 4,51 yang artinya nilai R/C ratio lebih besar dari nol. BEP volume produksi sebesar 69.123,40 Kg dan BEP harga sebesar Rp2.485./Kg, sehingga usahatani jeruk siam ini layak untuk terus dilanjutkan.
Kata Kunci: Jeruk Siam, Analasisis Struktur Biaya, Analsis Pendapatan, Analisis Kelayakan Usaha