Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tumbuhan tropis yang mengandung senyawa fenolik, alkaloid, dan terpenoid serta memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antidiabetes dari ekstrak daun kedondong (S. dulcis) secara in vitro dan in silico terhadap penghambatan α-glukosidase. Daun kedondong (S. dulcis) diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Penghambatan enzim α-glukosidase secara in vitro diuji dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Ekstrak metanol menunjukkan paling aktif dengan nilai IC50 sebesar 12,71 μg/mL selanjutnya diuji kandungan kimianya dengan analisis Liquid Chromatography–Mass Spectrometry (LC-MS/MS). Senyawa yang terdeteksi kemudian ditambatkan terhadap reseptor human α-glukosidase PDB ID: 5NN8 menggunakan software Autodock. Hasil penambatan menunjukkan bahwa senyawa morfin memiliki aktivitas antidiabetes terbaik dengan nilai energi bebas Gibbs (ΔG) -8,50 kkal/mol, nilai tersebut lebih baik dibandingkan dengan nilai energi bebas Gibbs (ΔG) native ligan acarbose yaitu senilai -7,59 kkal/mol serta senyawa dengan ikatan hidrogen terbanyak dari ekstrak daun kedondong antara lain senyawa spiraeoside, isokuersetin, dan androsteron yang diduga berpotensi sebagai penghambat enzim α-glukosidase dengan nilai energi bebas Gibbs (ΔG) berturut-turut sebesar -6,97; -5,92; dan 6,53 kkal/mol.
Kata kunci: α-glukosidase, in silico, in vitro, LC-MS/MS, Spondias dulcis