Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai sub pertanian di masa depan. Salah satu komoditas subsektor peternakan yang mulai dikembangkan pemerintah daerah khususnya Provinsi Jawa Barat adalah kambing perah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, Jawa Barat merupakan sentra peternakan kambing terbesar keempat di Indonesia. Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sentra pengembangan kambing perah di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor dengan jenis kambing perah Peranakan Etawa (PE) dengan produk peternakan unggulan yang dimiliki adalah susu. Salah satu peternakan di Kabupaten Bogor yang mengembangkan peternakan kambing perah ialah Mandiri Jaya Farm. Dalam menjalankan usahanya, Mandiri Jaya Farm dihadapi beberapa kendala diantaranya pembukuan biaya dan keuangan yang belum terstruktur, serta saluran pemasaran yang beragam nyatanya juga belum memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemilik usaha. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk meneliti biaya-biaya yang dikeluarkan, pendapatan dan saluran pemasaran pada peternakan susu kambing perah.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi struktur biaya yang dikeluarkan pada usaha susu kambing perah Mandiri Jaya Farm; (2) mengidentifikasi dan menganalisis pendapatan usaha susu kambing perah di Mandiri Jaya Farm, dan (3) memetakan level saluran distribusi dan menghitung margin pemasaran susu kambing perah Mandiri Jaya Farm. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak peternakan, serta data sekunder yang diperoleh dari data finansial perusahaan dan data lain yang berasal dari kepustakaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi literatur. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, analisis pendapatan untuk mengukur investasi dan penyusutan, struktur biaya, penerimaan, serta pendapatan, dan dilanjutkan analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C Ratio), analisis Break Even Point (BEP), analisis Payback Period (PP) serta analisis marjin pemasaran. Data kuantitatif yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan program Microsoft Excel 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) total biaya usaha peternakan Mandiri Jaya Farm adalah sebesar Rp146.542.200 dalam satu tahun yang
viii
didapatkan dari penjumlahan total biaya tetap sebesar Rp55.399.200 dan total biaya variabel sebesar Rp91.143.000 per tahun; (2) pendapatan usaha peternakan Mandiri Jaya Farm dalam satu tahun adalah sebesar Rp53.757.800 yang didapatkan dari hasil selisih total penerimaan sebesar Rp200.300.000 dengan total biaya sebesar Rp146.542.200 per tahun; B/C Ratio usaha menghasilkan nilai 0,37 dimana nilai tersebut telah mencapai angka lebih dari nol, sehingga usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan; hasil perhitungan nilai BEP produksi dan harga ketiga jenis target pasar memiliki nilai yang berbeda-beda dan didapat bahwa produksi dan harga jual yang ditetapkan perusahaan sudah lebih dari perhitungan BEP untuk ketiga target pasar, sehingga usaha dapat dikatakan menguntungkan; Payback Period (PP) usaha peternakan Mandiri Jaya Farm menghasilkan nilai 10,57 yang menunjukkan bahwa usaha perusahaan akan mengalami pengembalian modal dalam waktu 10 tahun 6 bulan; (3) pemasaran susu kambing perah peternakan Mandiri Jaya Farm berlangsung ke dalam tiga pola saluran pemasaran, yakni: tiga pola, yaitu (a) peternak – konsumen; (b) peternak – distributor – konsumen; dan (c) peternak – pabrik dengan efisiensi pola saluran pemasaran terdapat pada saluran pemasaran I dikarenakan persentase farmer share yang diterima peternak adalah >50% dengan harga jual produk tertinggi.