Pembangunan nasional digerakkan oleh berbagai sektor, salah satunya adalah sektor agribisnis. Salah satu kendala sektor agribisnis adalah rendahnya akses petani terhadap modal dengan pola usaha tani yang sebagian besar masih tradisional memang berkaitan erat. Sektor agribisnis memiliki lembaga penunjang keuangan untuk membantu mengatasi kurangnya permodalan. Lembaga penunjang keuangan dalam sistem agribisnis salah satunya adalah perbankan. Perbankan menurut prinsip operasionalnya dibagi menjadi perbankan syariah dan konvensional. Perbankan syariah dan Bank Syariah Mandiri yang memiliki produk pembiayaan mikro untuk golongan berpenghasilan tidak tetap menyalurkan besarnya pembiayaan kepada sektor agribisnis meningkat setiap tahun walaupun kontribusi untuk sektor agribisnis cenderung menurun dibandingkan pada sektor ekonomi lainnya padahal sebagian besar masyarakat Indonesia yang berprofesi dibidang pertanian. Bank Syariah Mandiri melakukan penilaian kepada calon nasabah dengan analisis 5C, yaitu : character, capacity, capital, collateral, dan condition. Character dinilai dari BI Checking,Daftar blacklist BI, Daftar blacklist Bank Syariah Mandiri, Laporan Pusat Pelaporan dan Analsis Transaksi Keuangan (PPTAK). Capacity dinilai dari pengalaman nasabah dalam usaha sejenis, sarana prasarana yang memadai. Capital dinilai dari pengecekan reputasi dari nasabah dilihat dari Standar Operasional Prosedure (SOP), siklus barang, proses produksi dari hulu sampai hilir, pemasaran. Collateral dinilai dari bukti kepemilikan jaminan, bukti keabshahan jaminan. Condition dinilai dari inflasi atau daya beli masyarakat, suku bunga, pertumbuhan ekonomi, ekonomi global. Penulis melakukan analisa lebih lanjut untuk membuat model regresi mengenai ketentuan pembiayaan mikro khususnya sektor agribisnis dalam bentuk kuantitatif dengan acuan analisis 5C yang ditetapan Bank Syariah Mandiri. Capacity dinilai dari lama usaha dan jangka waktu pembiayaan. Capital dinilai dari pendapatan per bulan. Collateral dinilai dari besar nilai likuidasi jaminan. Model regresi tersebut akan berguna bagi Bank Syariah Mandiri ketika nasabah yang mengajukan pembiayaan mikro agribisnis dapat langsung mengetahui besarnya pembiayaan yang akan diperoleh walaupun harus melalui proses yang telah ditentukan Bank Syariah Mandiri. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis di Bank Syariah Mandiri. (2) Mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis di Bank Syariah Mandiri.
vii
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Syariah Mandiri Gedung Wisma Mandiri I, Divisi Kecil, Mikro, dan Program (DKM) lantai 10. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Bank Syariah Mandiri memiliki produk pembiayaan mikro untuk golongan berpenghasilan tidak tetap seperti petani. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan Divisi Kecil, Mikro, dan Program serta mewawancarai karyawan Bank Syariah Mandiri Divisi Kecil, Mikro, dan Program. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya penyaluran pembiayaan mikro agribisnis Bank Syariah Mandiri adalah jangka waktu, pendapatan perbulan nasabah, dan jaminan. Faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis Bank Syariah Mandiri yang terbesar adalah jangka waktu sebesar 1.113.277,7, kemudian pendapatan per bulan sebesar 5,127, dan jaminan sebesar 0,203.