Keberadaan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) yang melimpah di Situ Gintung diduga menyebabkan populasi ikan patin siam (Pangasianodon hypopthalmus) menurun karena keduanya memiliki perilaku makan yang sama (bottom feeder). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kompetisi antara ikan patin siam dan ikan sapu-sapu melalui perilaku makan, tumpang tindih relung, luas relung, dan tingkat trofik. Penelitian menggunakan metode survei dengan purposive sampling method. Sebanyak 36 ekor ikan patin siam dan sapu-sapu diambil di 3 stasiun penelitian. Ikan dibedah dan diamati isi saluran pencernaannya di bawah mikroskop cahaya kemudian diidentifikasi organisme yang ditemukan. Ikan patin siam memanfaatkan Bacillariophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, Euglenophyta, Rotifera, detritus sebagai pakan pelengkap dan Cryptophyta, Arthropoda, Protozoa, Annelida sebagai pakan tambahan sedangkan ikan sapu-sapu memanfaatkan Bacillariophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, Euglenophyta sebagai pakan pelengkap dan Cryptophyta, Arthropoda, Protozoa, Rotifera, Annelida, detritus sebagai pakan tambahan. Luas relung pakan ikan patin siam dan sapu-sapu di Situ Gintung termasuk dalam kategori sedang (0,4 – 0,6) sedangkan nilai tumpang tindih relungnya menunjukkan kecenderungan berkompetisi tinggi (> 0,67). Ikan patin siam berada pada tingkat trofik III tergolong omnivora sedangkan ikan sapu-sapu pada tingkat trofik II tergolong herbivora. Ikan patin siam dan sapu-sapu di Situ Gintung berkompetisi dalam memperoleh pakan.
Kata kunci: Patin Siam; Relung Pakan; Sapu-Sapu; Situ Gintung