Sistem keamanan server menjadi sangat penting dalam menjaga sebuah data. Server dengan sistem kemanan yang rendah, sering kali menjadi target serangan yang mengakibatkan kerugian kehilangan dan kerusakan data. Dan ancaman keamanan bisa saja terjadi kapan saja dalam sistem komputer. Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa cara, berupa pencegahan dan pendeteksian. Salah satu bentuk pencegahan adalah Fortinet. Fortinet adalah provider keamanan jaringan dengan fitur beberapa diantaranya adalah, firewall, web filtering, antivirus, dan routing. Dan salah satu bentuk pendeteksian adalah honeypot. Honeypot adalah sistem yang dirancang agar terlihat seperti sesuatu yang bisa diretas oleh penyusup. Mereka dibangun untuk banyak tujuan, tetapi yang utama adalah untuk menipu penyerang dan belajar tentang alat dan metode mereka. Metode pengembangan system yang digunakan yaitu Security Policy Development Life Cycle (SPDLC). Dengan adanya proses pengujian untuk sistem honeypot yang berupa usaha penyusupan dengan percobaan scanning port untuk mencari port SSH yang terbuka yaitu port 22 dan serangan Bruteforce Attack yaitu Teknik yang digunakan untuk mencari kombinasi username dan password yang ada pada system server secara illegal. Dapat disimpulkan bahwa sistem honeypot ini berhasil mengecoh attacker yang ternyata server tersebut adalah tipuan dan sengaja dibuka, sehingga mendata aktifitas mencurigakan dan mendeteksi serangan dari attacker, mulai dari proses scanning sampai proses bruteforce attack. Kemudia Fortinet dapat memblokir ip address penyerang yang melakukan serangan pada system server. Sehingga data pada server terjaga aman, dan setiap aktivitas peretasan terpantau oleh administrator untuk ditinjak lanjut.
Kata Kunci : Web Server, Fortigate, Honeypot, Honeypot Cowrie, Kippograph, Port Scanning, Bruteforce, Hydra.