Salah satu komoditas tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi serta memiliki prospek dan peluang usaha yang baik bila dikembangkan yakni tanaman hias, khususnya anggrek. Hal ini disebabkan karena tanaman anggrek memiliki nilai estetika tinggi, warna dan bentuk yang beragam, serta dapat dimanfaatkan sebagai bunga potong maupun tanaman hias dalam pot. Kota Tangerang Selatan sebagai sentra produksi anggrek di Provinsi Banten mempunyai peranan penting dalam memenuhi permintaan pasar akan tanaman anggrek. Salah satu perusahaan yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan dan bergerak di bidang tanaman anggrek yakni Kebun Anggrek Nugroho. Namun penjualan tanaman anggrek pada Kebun Anggrek Nugroho mengalami fluktuasi dan cenderung menurun pada masa pasca pandemi Covid-19 saat ini, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dan pendapatan yang diperoleh Kebun Anggrek Nugroho, dan nantinya akan mempengaruhi keberlanjutan produksi dan keberlangsungan usaha tanaman hias anggrek Kebun Anggrek Nugroho. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan analisis struktur biaya dan analisis pendapatan, agar Kebun Anggrek Nugroho dapat mengetahui komponen biaya yang harus diminimalisir untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis struktur biaya usaha pembesaran tanaman anggrek pada Kebun Anggrek Nugroho; (2) Menganalisis pendapatan usaha pembesaran tanaman anggrek yang diperoleh Kebun Anggrek Nugroho; (3) Menganalisis usaha sesuai kriteria finansial dengan menggunakan perhitungan B/C Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP) pada usaha pembesaran tanaman anggrek di Kebun Anggrek Nugroho. Jenis penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif. Sumber data menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan pemilik perusahaan, dan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur serta data perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi pustaka. Data kuantitatif diolah dengan bantuan software Microsoft Office Excel. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Struktur Biaya Usaha, Analisis Penerimaan dan Pendapatan Usaha, B/C Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Biaya variabel yang dikeluarkan Kebun Anggrek Nugroho memiliki tingkat persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya tetap, dengan persentase biaya variabel sebesar 97,38% dan persentase biaya tetap sebesar 2,62%. Komponen biaya terbesar dalam kegiatan produksi tanaman anggrek adalah biaya pembelian bibit anggrek dengan persentase sebesar 72,07%, sedangkan komponen biaya terkecil adalah biaya kuota internet dengan persentase sebesar 0,04%; (2) Pendapatan usaha yang diperoleh Kebun Anggrek Nugroho dari usaha pembesaran tanaman anggrek yaitu sebesar Rp 241.873.190 per periode produksi; (3) Nilai B/C Ratio yang diperoleh Kebun
vi
Anggrek Nugroho telah mencapai angka lebih dari nol yaitu sebesar 1,16, sehingga dapat dikatakan usaha pembesaran tanaman anggrek Kebun Anggrek Nugroho menguntungkan atau memberikan manfaat; Volume produksi dan penetapan harga jual di Kebun Anggrek Nugroho sudah lebih besar dari hasil perhitungan nilai Break Even Point (BEP), sehingga dapat dikatakan usaha pembesaran tanaman anggrek Kebun Anggrek Nugroho menguntungkan; Nilai Payback Period (PP) usaha pembesaran tanaman anggrek Kebun Anggrek Nugroho yaitu sebesar 0,31, yang artinya Kebun Anggrek Nugroho akan mengalami pengembalian modal dalam jangka waktu 3 bulan 22 hari.
Kata Kunci : Struktur Biaya, Pendapatan, Analisis Usaha, Tanaman Anggrek.