Belakangan ini dunia dihebohkan dengan kemunculan Coronavirus diasease 2019. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19 pada Maret 2020. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merupakan salah satu strategi Pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19, sehingga dengan adanya kebijakan ini memberikan dampak yang signifikan pada seluruh sektor yang ada, salah satunya sektor perekonomian. Saat kebijakan PSBB diterapkan, permintaan tanaman hias meningkat. Oleh karena itu, sikap pedagang tanaman hias pada saat permintaan tinggi adalah menjual sebanyak-banyaknya tanaman hias yang dimiliki. Banyaknya masyarakat yang gemar tanaman hias menjadikan peluang usaha/bisnis bagi pedagang tanaman hias yang sebelumnya sangat terpuruk akibat adanya pandemi Covid-19. Salah satu kota yang memiliki potensi besar pada komoditas tanaman hias adalah Kota Tangerang Selatan. Dari sisi penjualan tanaman hias pada beberapa pedagang pada masa pandemi tahun 2020-2021, jumlah penjualan tanaman hias meningkat sebesar 17,34% dibandingkan sebelum pandemi tahun 2018-2019.
Berdasarkan Fenomena yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis total biaya yang diperlukan usaha tanaman hias sebelum dan masa pandemi covid-19, (2) Menganalisis pendapatan usaha tanaman hias sebelum dan masa pandemi covid-19, (3) Menganalisis perbandingan pendapatan usaha tanaman hias sebelum dan masa pandemi covid-19, (4) Menganalisis usaha tanaman hias dengan menggunakan B/C ratio dan BEP sebelum dan saat pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada 6 pedagang tanaman hias yang tersebar di Tangerang Selatan. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data penjualan tanaman hias, biaya, harga jual, dan data lainnya selama tahun 2018-2019 untuk kondisi sebelum pandemi, dan tahun 2020-2021 untuk kondisi masa pandemi. Metode yang digunakan adalah konsep biaya, pendapatan, paired sample t-test¸ B/C ratio dan BEP.
Hasil penelitian ini yaitu: (1) Biaya total rata-rata usaha tanaman hias di Tangerang Selatan mengalami peningkatan sebesar 44,63%, yang mana pada masa sebelum pandemi tahun 2018-19 biaya total usaha rata-rata tanaman hias yang dikeluarkan sebesar Rp159.451.361, pada masa pandemi tahun 2020-2021 biaya total rata-rata usaha tanaman hias menjadi Rp230.615.889. (2) Pendapatan rata-rata usaha tanaman hias di Tangerang Selatan yang diperoleh pada masa pandemi tahun 2020-2021 mengalami peningkatan. Pada masa sebelum pandemi tahun 2018-2019 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp39.471.972,17, pada masa pandemi tahun 2020-2021 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp143.922.307,2. (3) Berdasarkan hasil uji paired sample t test nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.002 < 0.05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga kesimpulan yang diperoleh terdapat
x
perbedaan antara pendapatan tanaman hias sebelum pandemi dengan pendapatan masa pandemi. (4) Berdasarkan hasil analisis usaha B/C Ratio dan BEP yang dihitung, nilai B/C Ratio yang diperoleh sebelum dan masa pandemi > 0, yang artinya usaha tanaman hias di Tangerang Selatan baik pada masa sebelum pandemi maupun pada masa pandemi layak dijalankan dan secara ekonomis menguntungkan. Hasil perhitungan BEP volume dan BEP harga, didapat bahwa volume produksi dan harga jual yang ditetapkan pedagang tanaman hias sudah lebih besar dari perhitungan nilai BEP, sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tersebut menguntungkan
Kata Kunci: Biaya, Pendapatan, Kebijakan PSBB, Paired Sample T-Test, Tanaman Hias