Colletotrichum gloeosporioides merupakan salah satu patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai merah. Penyakit antraknosa menyerang cabai merah mulai dari batang, daun, dan buah. Binahong merupakan tanaman obat yang dilaporkan memiliki aktivitas antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak dari binahong baik batang maupun daun dan dapat menyajikan data konsentrasi yang efektif sebagai dasar biofungisida yang mampu menghambat pertumbuhan C. gloeosporioides serta menekan penyakit antraknosa pada cabai merah. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan variasi konsentrasi ekstrak pada kelompok perlakuan batang dan daun, serta studi literatur untuk penelusuran kandungan senyawa fitokimia ekstrak binahong. Ekstrak batang dan daun binahong diperoleh dari proses maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil uji anova menunjukkan bahwa ekstrak binahong baik batang maupun daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan pertumbuhan C. gloeosporioides, ditandai dengan nilai F hitung > F tabel (13,44 > 2,66). Kemudian, hasil uji DMRT menunjukkan bahwa ada yang berbeda nyata di antara perlakuan tersebut, yang terbaik adalah pada perlakuan ekstrak daun dengan konsentrasi 15% memiliki persentase daya hambat sebesar 48,83%. Studi literatur menunjukkan senyawa fitokimia yang terkandung dalam ekstrak batang dan daun binahong, di antaranya alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan terpenoid.
Kata kunci: Anredera cordifolia; Antraknosa; Capsicum annuum; Colletotrichum gloeosporioides