Pertanian merupakan salah satu sektor kritikal di Indonesia yang berperan sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Salah satu pertanian yang sedang berkembang saat ini yaitu pertanian hidroponik. Elsa Farm sendiri merupakan badan usaha milik pribadi yang bergerak dalam sektor pertanian hidroponik. Usaha sayuran hidroponik tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membiayai investasi dalam jangka panjang. Elsa Farm memproduksi lima komoditas sayuran yang berbeda-beda. Adanya perbedaan jenis sayuran ini pasti memiliki biaya produksi yang berbeda dan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda. Namun belum pernah dilakukan evaluasi pendapatannya terutama terkait komoditas yang menghasilkan pendapatan tertinggi dan terendah. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis besar biaya usahatani masing-masing untuk setiap komoditi sayuran hidroponik (Kale, Kailan, Caisim, Bayam Merah, Bayam Hijau) per periode tanam; 2) Menganalisis besar pendapatan usahatani masing-masing untuk setiap komoditi sayuran hidroponik (Kale, Kailan, Caisim, Bayam Merah, Bayam Hijau) per periode tanam; 3) Mengukur secara deskripsi keuntungan maksimum dan minimum usahatani sayuran hidroponik ((Kale, Kailan, Caisim, Bayam Merah, Bayam Hijau) di Elsa Farm; 4) Menganalisis tingkat B/C Ratio, Break Event Point (BEP), serta Payback periode (PP) pada usaha sayuran hidroponik per periode tanam di Elsa Farm. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan analisis deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik Elsa Farm dan data sekunder diperoleh dari data pelengkap dari sumber-sumber literatur serta data perusahaan. Data Kuantitatif diolah dengan bantuan Microsoft Excel. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Pendapatan, Analisis Usaha dengan menghitung B/C Ratio, Break Event Point (BEP) dan Payback Periode (PP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan jumlah lubang tanam bayam merah sebanyak 4.800 lubang tanam, bayam hijau sebanyak 7.800 lubang tanam, kale sebanyak 4.800 lubang tanam, kailan sebanyak 1.200 lubang tanam, dan caisim sebanyak 3.000 lubang tanam, biaya produksi usahatani sayuran hidroponik tertinggi yang dikeluarkan Elsa Farm dalam satu periode tanam terdapat pada komoditas bayam hijau sebesar Rp. 1.174.360 per periode tanam dan biaya usahatani sayuran hidroponik terendah terdapat pada komoditas kailan sebesar Rp.390.755 per periode tanam. Adapun biaya usahatani komoditas bayam merah sebesar Rp. 673.799 per periode tanam, komoditas kale sebesar Rp. 917.608 per periode tanam, dan komoditas caisim sebesar Rp. 518.553 per periode tanam dan biaya total produksi keseluruhan sebesar Rp. 3.675.075 per satu periode tanam. Pendapatan usahatani sayuran hidroponik tertinggi yang diperoleh Elsa Farm dalam satu periode tanam terdapat pada komoditas kale sebesar Rp. 1.728.392 per periode tanam dan pendapatan usaha terendah terdapat pada komoditas kailan sebesar Rp
629.245 per periode tanam. Adapun pendapatan usahatani komoditas bayam merah sebesar Rp. Rp.1.026.201 per periode tanam, komoditas bayam hijau sebesar Rp.1.163.140 per periode tanam, komoditas caisim sebesar Rp 1.011.447 per periode tanam dan untuk total pendapatan usahatani sayuran hidroponik keseluruhan sebesar Rp.5.558.425 per periode tanam. Hasil nilai B/C Ratio yang diperoleh pada kelima jenis komoditas sayuran hidroponik diketahui telah mencapai angka lebih dari nol, sehingga dapat dikatakan usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Untuk volume produksi dan harga jual kelima komoditas sayuran yang ditetapkan oleh Elsa Farm sudah lebih besar dari perhitungan nilai Break Event Point (BEP), sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tersebut menguntungkan dan nilai payback periode (PP) usahatani sayuran hidroponik Elsa Farm dalam jangka waktu 10 bulan 24 hari.
Kata Kunci: Hidroponik, Pendapatan Usahatani, Analisis Pendapatan.