Mineral kalsium dibutuhkan sekitar 1-2% berat dalam tubuh atau sama dengan 1200 gram. Tulang sotong merupakan salah satu alternatif bahan limbah yang dapat digunakan untuk pembentukan senyawa apatit. Kalsium tulang sotong yang digunakan sebelumnya telah dikalsinasi pada suhu 6000C selama 5,5 jam dan pada suhu 11000C selama 6 jam. Dibandingkan dengan kalsium karbonat teknis (CaCO3) yang telah dikalsinasi selama 2 jam dan sumber fosfat yang digunakan adalah KH2PO4 proanalis dengan rasio Ca/P=1,67 dan 1,00. Kalsinasi dilakukan untuk mendapatkan CaO yang merupakan bahan dasar senyawa apatit. Eksperimen dilakukan dengan metode presipitasi, pada suhu 370C dan pH 7,4 dengan pengujian XRD. Pola difraksi untuk sampel tulang sotong 6000C puncak-puncak pada sudut 2θ adalah 32.000, 32.820, 25.940, untuk sampel tulang sotong 11000C puncak-puncak sudut 2θ adalah 32.040, 32.800, 25.880. Kedua sampel menunjukkan terbentuknya hidroksipatit. Pola difraksi untuk kalsium sintetis dengan rasio Ca/P=1,67 puncak-puncak pada sudut 2θ adalah 30.950, 30.780, 41.140, pola difraksi untuk kalsium sintetis dengan rasio Ca/P dengan rasio Ca/P=1,00 puncak-puncak pada sudut 2θ adalah 30.960, 32.310, 41.450. Kedua sampel ini tidak membentuk senyawa apatit yang diharapkan. Terlihat dari keseluruhan sampel bahwa sampel yang kalsiumnya berasal dari tulang sotong mendapatkan hasil yang lebih baik karena kalsium tulang sotong bersifat basa sedangkan kalsium sintetis bersifat asam.
Kata Kunci : kalsium, tulang sotong, senyawa apatit, hidroksiapatit, metode presipitasi, XRD