Netflix merupakan layanan streaming berbayar yang mulai menginjakkan kaki ke Indonesia pada Januari 2016, tetapi Netflix ternyata hanya salah satu pilihan untuk menggunakan layanan streaming berbayar di Indonesia. Menurut riset Media Partner Asia (MPA), di Indonesia sendiri Netflix masih kalah saing dengan layanan streaming pendatang baru yaitu Disney+ Hotstar, dan pengguna Internet di Indonesia masih banyak yang senang untuk mengakses situs streaming ilegal, sehingga para pelaku pembajakan terus bermunculan meskipun pemerintah sudah gencar menutup layanan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis continuance use intention atau niat penggunaan berkelanjutan pada layanan streaming berbayar Netflix di Indonesia dan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhinya berdasarkan model yang diajukan. Model utama penelitian ini adalah Expectation-Confirmation Model (ECM) yaitu model kepuasan pengguna yang memiliki pengaruh terhadap niat pengguna untuk menggunakan kembali sebuah aplikasi dengan menambahkan variabel habit, enjoyment, subjective norm, dan perceived playfulness. Metode PLS-SEM dengan bantuan tools SmartPLS 4 digunakan untuk menganalisis survei online terhadap 320 orang. Hasil menunjukkan bahwa habit adalah prediktor terbesar dari continuance use intention, disusul oleh subjective norm, perceived usefulness, dan yang terakhir perceived playfulness, serta terbukti bahwa confirmation sangat mempengaruhi perceived usefulness. Temuan penelitian ini memberikan kesempatan untuk lebih memahami kelangsungan jangka panjang Netflix di Indonesia.
Kata Kunci: Continuance Use Intention, Netflix, layanan streaming, Expectation-Confirmation Model (ECM), Habit, Enjoyment, Subjective Norm, Perceived Playfulness, PLS-SEM, SmartPLS.