Area bekas tambang timah di Desa Gunung Pelawan Bangka telah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian untuk ketahanan pangan. Kegiatan penambangan timah diduga memberikan kontribusi kontaminan logam berat pada lahan dan produk pertanian yang ditanam di lahan bekas tambang timah. Berdasarkan hal ini diperlukan penelitian kandungan logam berat Pb, Cd, dan Sn pada produk pertanian yang ditanam di lahan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan logam berat Pb, Cd, Sn dalam sayuran seperti bayam, cabai rawit, mentimun dan tomat, karena memastikan keamanan pangan sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah destruksi basah menggunakan HNO3 65% dan H2O2 30%, pengukuran logam menggunakan Flame Atomic Absorption Spectroscopy (FAAS) Analytic Jenna ContrAA300 dengan lampu katoda Xenon, pada panjang gelombang masing-masing 217,0; 228,8; dan 224,6 nm. Hasil uji yang didapatkan akan dibandingkan terhadap kriteria mutu logam berat dalam makanan (SNI 7387:2009), nilai acuan tanah tidak tercemar menurut World Health Organization (WHO) dan ditentukan nilai faktor biokonsentrasi. Hasil yang didapatkan pada sampel sayuran dan tanah tidak terdeteksi adanya logam berat Cd. Terdapat kadar Sn dalam sayuran dan tanah tetapi masih belum melebihi baku mutu SNI 7387:2009 dan nilai acuan WHO. Kadar logam Pb terdapat pada sampel cabai rawit, tomat, dan tanah masing-masing sebanyak 0,9489 mg/kg; 1,7518 mg/kg dan 20,9124 mg/kg, hasil ini melebihi baku mutu SNI 7387:2009 tetapi tanah masih belum melebihi nilai acuan WHO. Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) logam berat Pb, Cd, Sn menghasilkan nilai