Telah dilakukan penelitian mengenai relokasi hiposenter gempa bumi dan pembaharuan model kecepatan 1-D di wilayah Flores. Wilayah tersebut rawan gempa bumi karena di apit oleh zona subduksi Lempeng Indo- Australia dan lempeng Eurasia serta zona sesar Flores (Flores Back Arc Thrust). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan posisi hiposenter gempa bumi sebelum dan sesudah direlokasi, menentukan model baru kecepatan gelombang P 1-D dan koreksi stasiun secara simultan menggunakan metode Geiger dengan model Coupled Velocity-Hypocenter. Proses pengolahan data menggunakan software VELEST 3.3 dan menggunakan data gempa bumi yang diperoleh dari katalog BMKG sebanyak 1742 event selama 5 tahun dari 1 Januari 2017 – 29 Desember 2021. Hasil relokasi menunjukkan bahwa posisi hiposenter mengalami pergeseran dan cenderung lebih dekat dengan Sesar Flores (Flores Back Arc Thrust). Kedalaman hiposenter juga mengalami perubahan yang sebelumnya berkumpul di kedalaman 10 km (fixed depth) menjadi lebih bervariasi dan menyebar. Secara statistik hasil relokasi menunjukkan bahwa posisi hiposenter menjadi lebih baik daripada yang sebelumnya, hal ini ditandai dengan dihasilkannya nilai RMS residual yang kecil yaitu sebesar 1.1658487 detik. Model Kecepatan baru gelombang P lebih cepat dibandingkan model kecepatan awalnya, namun pada kedalaman 550 dan 650 km kecepatan gelombang baru lebih lambat dibanding kecepatan awal. Koreksi stasiun didominasi oleh nilai koreksi negatif dengan stasiun BNTI sebagai stasiun referensinya. Hal ini menunjukkan bahwa struktur bawah permukaan wilayah Flores dan sekitarnya terdiri dari batuan padat (hardrock).
Kata kunci : Flores, Metode Geiger, Relokasi hiposenter, VELEST 3.3.