Pewarna sintetis yang dipakai pada pewarnaan preparat bersifat toksik. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pewarna alami, seperti kayu secang (Caesalpinia sappan). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula berbahan dasar secang yang mampu menjadi pengganti pewarna HE serta pengaruh konsentrasi dan kemampuan pewarnaan dari setiap umur simpan dalam mewarnai jaringan aorta, pankreas, dan proventrikulus pada burung merpati (Columba livia). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) split plot design dengan 3 tahap penelitian yaitu, penentuan kontras warna terbaik dari 8 formula (A-H), penentuan konsentrasi, dan ketahanan umur simpan (24 jam, 48 jam, dan 168 jam). Pengamatan mikroskop dengan perbesaran 200x. Intensitas warna diukur menggunakan imageJ® dan dianalisis dengan ANOVA serta dilanjut dengan uji Duncan. Formula E (secang dan AlNH4(SO4)2), formula G (secang, asam asetat glasial, dan AlNH4(SO4)2), dan formula H (secang, simplokos, dan AlNH4(SO4)2) memiliki kemampuan yang hampir sama dengan HE dalam mewarnai jaringan. Konsentrasi 10:1 dan 10:1:1 serta hasil pewarnaan setiap umur simpan menunjukan warna yang kontras. Formula pewarna dan konsentrasi berpengaruh nyata (P